Braydon The Rising Star Tenis Meja Lampung

Braydon The Rising Star Tenis Meja Lampung

Mediasenior|Bandarlampung|Sport|17102024

---- Sepertinya ada sebuah ungkapan yang cukup pantas disandingkan dipundak pemain Tenis Meja muda Lampung ini sebagai the Rising Star Lampung, ini tentu didasarkan dengan beberapa prestasinya dalam berbagai kejuaraan tingkat daerah, nadional dan internasional yang dicapainya selama ini.

Nama lengkapnya Braydon Juvensim Susilo, lahir di Bandar Lampung, 16 Februari 2008, belakangan turut menjadi bahan berita bersama tim Tenis Meja putra Lampung meraih medali emas untuk pertama kalinya dalam sejarah tenis meja Lampung dan Indonesia.

Untuk provinsi Lampung, ini kali pertama tim beregu putra meraih medali emas PON. Dan di Indonesia, ini pertama kalinya medali emas PON beregu putra diraih oleh tim luar pulau Jawa.

Tenis meja adalah cabang olahraga pilihan kedua bagi Braydon, karena sebelumnya dia banyak bermain sepakbola. “Awalnya bermain Tenis Meja itu saat usia 11 tahun. Alasan memilih cabor ini, salah satunya karena ayah saya dulunya sebagai pemain tenis meja juga. Maka saya ikut mencoba dan tertarik, dan seterusnya saya melanjutkan tenis meja ini, dan mulai serius berlatih sama coach Dahlan Haruri,” kata anak kedua pasangan Toto Susilo dan Juwita Hasan ini.

Memang adalah alasan yang tepat bagi Braydon memilih Tenis Meja sebagai cabor utamanya, selain dukungan sarana dan prasarananya cukup, juga secara penuh kedua orang tuanya sangat mendukungnya.

Sang Ayah, Toto Susilo memiliki gedung berlatih Tenis Meja dengan nama SIM Sports, khusus untuk olahraga tenis meja.

“Saya dari awal bermain dan latihan di tempat ayah saya, SIM Hall Tenis Meja (SIM Sports) di Kayu Manis Bandarlampung. Dan sampai sekarang kami berlatih di situ bersama teman-teman se klub,” kata Braydon.

Remaja lulusan Tunas Mekar Indonesia ini menjalankan olahraga tenis meja selain untuk menjaga kesehatan, juga untuk berprestasi. “Saat ini saya turun di kelas Junior dan Senior,” ungkapnya.

Memang dengan usia 16 tahun, Braydon memang masuk dalam kategori Junior, meskipun dia juga sudah mampu bermain dengan atlet-atlet senior, seperti saat bermain beregu putra dan perorangan putra di PON XXI Aceh-Sumut beberapa waktu lalu, Braydon harus berani menghadapi para pemain senior yang bertemu dengan tim Lampung.

Dalam perjalanan karirnya, Braydon yang masih tinggal bersama kedua orang tuanya di Jl. Slamet Ryadi 1 No. 81 Bandarlampung itu mengatakan sangat senang di olahraga ini, karena support penut kedua orang tuanya.


“Keluarga sangat amat mendukung saya dengan apapun keputusan yang saya ambil. Dan untuk olahraga ini, sekolah saya pun mendukung penuh karir di olahraga,” kata peraih medali Perunggu Kejurnas kelas Kadet itu.

Sebelum seserius ini, sebenarnya Braydon sudah pernah turun bertanding di tingkat Kota Bandarlampung pada saat berusia 10 tahun.

“Pertama kali turun dalam arena pertandingan di event se Bandar Lampung saat saya umur 10 tahun. Dan Puji Tuhan saat itu saya tidak harus melalui berbagai macam rintangan untuk mendapatkan juara.” Ungkapnya.

Namun dengan jujur Braydon memang mengakui bahwa tantangan saat latihan memang berat, yakni melawan rasa bosan saat latihan. “Melawan rasa bosen merupakan tantangan terbesar menurut saya,” kilahnya.

Berbeda pula tantangan saat bertanding. “Menurut saya melawan diri sendiri paling sulit. Dan dari situ saya bisa belajar dan bisa semakin dewasa bagaimana cara melawan diri sendiri serta mengendalikan diri sendiri saat bertanding,” ungkapnya.

Pengalaman paling menyenangkan di olahraga ini diakuinya saat mendapatkan prestasi tertinggi. “Tentu saja saat kita meraih juara. Apalagi kemaren saya bisa merasakan sebagai juara beregu putra PON XXI, dan saat itu saya pertama kali ikut PON.” Kata anak nomor dua dari tiga bersaudara itu.

Pengalaman paling menyedihkan ketika mengalami kekalahan, karena permainan yang kurang memuaskan. “Kesal dengan diri sendiri kadang kalau kalah. Ya meskipun saya sudah berjuang sekuat tenaga, namun tetap kalah. Nah di situ yang sedih,” ungkapnya jujur.

Pertama kali lolos PON dan masuk final itu luar biasa. “Saya baru pertama kali mengikuti PON di Medan kemarin, dan Puji Tuhan saya diberi kesempatan untuk mendapatkan medali emas di kategori Beregu bersama Nael, dan kak Dahlan,” katanya.

Ini sebaris prestasi yang pernah direngkuh Braydon dalam berbagai kejuaraan dan nomor yang dimainkan baik single, mix double dan beregu:

1.       Kejurnas Kadet 2021 Medali Perunggu

2.       Kejurnas Junior 2021 Beregu Mix Perunggu

3.       Porprov Lampung 2022 Single Perunggu

4.       Porprov Lampung 2022 Beregu Emas

5.       Porprov Lampung 2022 Ganda Perunggu

6.       Asian Champion STTA Singapore U15 - 2023 tim Perak

7.       PON XXI Aceh – Sumut 2024 beregu Emas. (d0n)

Berikan Komentar