Mediasenior|Bandarlampung|Sport|03102024
---- Nama Benanda Fransika kembali menjadi bahan
pembicaraan di Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumut 2024, lantaran dari
dirinya terlahir dua medali emas ke-19. Dan ini yang menyebabkan Lampung tetap
berada di rangking 10 hingga 2 hari menjelang PON usai.
Kala itu persaingan pada peringkat 10 besar klasemen
sementara masih sangat ketat dan menegangkan bagi provinsi Lampung yang masih
berada peringkat ke-10 dan berdampingan ketat dengan dua provinsi lainnya yakni
Banten dan Riau yang sama-sama mengincar posisi 10 besar PON XXI 2024.
Namun penerjun payung putri Lampung, Benanda yang turun
di nomor perorangan putri menjadi pembeda saat itu. Dalam 8 babak yang
dimainkan Rabu 18 September 2024, Benanda mencatatkan skor 0,06 dengan total
0,55.
Ini menjadi yang terbaik dan meraih medali emas untuk
kedua kalinya bagi Benanda. Karena satu medali emas lainnya diperoleh lewat
beregu putri juga di nomor ketepatan mendarat (accuracy) yang dimainkan di
Bandara Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang Aceh.
Maria Melda Ngaibawar dari DKI Jakarta dengan skor 0,16
dengan total 0,58 meraih medali perak. Sedangkan medali perunggu diperoleh
Penerjun Payung Lampung lainnya, Nurul Chasanah.
Meski dalam skor sama dengan Maria yakni 0,16, namun
total untuk Nurul 0,61 kalah 0,03 dari peraih perak.
Kemenangan ini sangat dramatis, karena hingga penerjunan
ke-6, posisi pertama masih di tempat penerjun DKI Jakarta Maria Melda. Dan
karena cuaca yang tidak menentu dan penerjunan sering tertunda, maka baru
setelah penerjunan ke-8 selesai dengan skor 0,01 bagi Benanda dan Maria
memiliki skor 0,07. Sehingga skor akhir dimenangkan Benanda dengan selisih yang
sangat tipis.
Dengan dua medali emas dan dua perunggu dari Terjun
Payung, akhirnya Lampung mampu mempertahankan posisi 10 besar lagi setelah
dicapai tahun 2021 di PON XX Papua.
Bukan Pilihan
Cabang olahraga Terjun Payung tergolong menjadi salah
satu olahraga yang sangat menarik untuk disaksikan oleh banyak orang, namun
hanya sedikit yang bisa melakukannya. Pasalnya, olahraga ini sangat mahal
biayanya.
Maka tak heran, jika atlet terjun payung ini lahir dari kesatuan-kesatuan
militer di dunia, dan bila dari kalangan sipil pastilah hanya orang-orang yang
mampu dalam finansial yang tergabung dalam klub-klub tertentu saja.
Bagi Benanda Fransiska, olahraga terjun payung merupakan
salah satu cabang olahraga yang digeutinya karena tugas, dan bukan sepenuhnya
menjadi pilihan hatinya.
“Kalau dibilang memilih cabang olahraga terjun sih sebenarnya saya tidak seutuhnya
memilih sih. Ini lebih karena pada
saat itu ada perintah dari satuan saya berdinas, untuk mengikuti seleksi terjun
payung dan ternyata saya lolos untuk mengikuti sekolah Terjun Bebas Olahraga
Angkatan ke 5 tahun 2013. Waktu itu di usia 20 tahun dan mulai dari 2013 itu
lah saya jadi penerjun,” kata anggota TNI Angkatan Udara yang berdinas di
Ditjen Renhan Kemhan RI itu kepada mediasenior.id.
Bagi Benanda terjun payung menjadi rutinitas baru saat
itu yang harus ditekuni karena terkait kedinasan. Dan dua tahun dari dia
memulai serius pada olahraga ini, ternyata menghasilkan prestasi yang mentereng
yakni Juara 3 nomor Ketepatan Mendarat perorangan junior tahun 2015 pada acara Military World Games di Korea Selatan.
“Terjun payung di mata saya adalah olahraga yang
menyenangkan ya walaupun memang setiap melaksanakan terjun tetap deg deg an
juga,” kata ibu muda kelahiran Ngawi,15 Mei 1993 ini.
Bersyukur
Sejak itu, kepercayaan dirinya makin baik dan makin bulat
untuk menggeluti olahraga dirgantara ini, karena telah memberikan kedalaman
rasa syukur kepada sang Pencipta ala mini. “Bagi saya terjun payung juga bisa
mengajarkan saya lebih bersyukur kepada Tuhan, karena kan pas payung sudah mengembang di angkasa, kita lihat ke bawah betapa
besar dan indahnya bumi ini.” Tambah ibunda Gwyneth Christabel ini.
Meskipun sudah berkeluarga dan berdinas di kemiliteran,
namun Benanda memiliki banyak waktu untuk tetap merawat prestasinya di terjun
payung, bahkan mendapat dukungan penuh dari sang suami Antonius Fredo.
Dengan dukungan kedinasan dan keluarga itulah Benanda
terus mengikuti banyak latihan dan kejuaraan. “Nomor yang saya kuasai di Terjun
Payung adalah Ketepatan mendarat. Selama menggeluti terjun mungkin sudah
lumayan banyak sih untuk nasional
tepatnya berapa saya agak lupa sih,
untuk kejuaraan international di luar negeri 5 kali,” ungkap wanita dengan motto
kehidupan, Selalu lakukan yang terbaik dan tetap bersyukur ini.
Dari berbagai penerjunan kompetisi selama ini, menurut
Benanda yang paling mengesankan adalah di Korea Selatan. “Yang paling
mengesankan terjun payung di Korea Selatan karena itu event pertama kali yang
saya ikuti di ajang international dan bisa bertemu dengan orang-orang hebat
dari negara lain.” Kata peraih medali Emas PON XXI di beregu putri ketepatan
mendarat ini.
Sampai saat ini, Benanda masih bersemangat untuk
menggeluti sebagai penerjun dan terus berkompetisi. “Yang membuat saya semangat
untuk menghadapi kompetisi tentunya untuk bisa membanggakan keluarga saya,
membanggakan satuan dinas saya juga. Untuk rencana kedepan saya akan berusaha
untuk terus berlatih terjun payung dan semoga bisa ikut serta dalam PON yang
berikutnya juga.” Ungkapnya bersemangat.
Meskipun ada rasa khawatir pada keluarga atas risiko
terjun payung ini, namun Benanda berusaha memberikan penjelasan kepada keluarga
bahwa olahraga terjun payung adalah olahraga yang aman.
“Pastinya ada rasa khawatir dari keluarga saya. Tapi saya
terus meyakinkan dan menjelaskan kepada mereka bahwa olahraga terjun payung ini
adalah olahraga yang aman. Dan terkait pilihan, kalau untuk anak selama dia
berkeinginan sendiri untuk ikut terjun payung akan saya ijinkan.” Katanya.
Berikut catatan prestasi benanda selama menjadi penerjun
payung dalam berbagai kompetisi:
1. Juara 3 ketepatan mendarat perorangan junior tahun
2015 pada acara Military World Games di Korea Selatan.
2. Juara 1 ketepatan mendarat perorangan putri PON XIX
2016 di Jawa Barat.
3. Juara 3 ketepatan mendarat beregu putri PON XIX 2016
di Jawa Barat.
4. Juara 3 ketepatan mendarat perorangan putri PON XX
2021 di Papua.
5. Juara 2 ketepatan mendarat beregu putri PON XX 2021 di
Papua.
6. Juara 1 ketepatan mendarat perorangan putri PON XXI
2024 di Aceh.
7. Juara 1 ketepatan mendarat beregu putri PON XXI 2024
di Aceh.
(don)
Berikan Komentar