Mediasenior|Bandarlampung|Sport|25092024
--- Bicara soal hak dan kewajiban seorang atlet utamanya
yang berjuang pada sebuah iven baik single
event maupun multy event,
biasanya tak terlepas dari bonus. Dimana sebagai konsekuensi dari sebuah
prestasi biasanya diberikan reward berupa
tali asih atau bonus, yang tentu sesuai dengan kemampuan yang ada.
Bonus adalah Hak atlet dan pelatih, Prestasi adalah
Kewajiban atlet dan pelatih juga. Sebaliknya bagi pemerintah daerah, Bonus
adalah kewajiban dan Prestasi adalah Hak, karena pemerintah mewakili rakyatnya.
Dalam kaitannya dengan pernyataan PJ Gubernur Lampung,
Samsudin terkait bonus yang sudah beberapa dilontarkan, termasuk saat menyambut
kedatangan kontingen Lampung dari Kloter Medan pada 21 September 2024 di Bandar
Udara Radin Inten II Branti Lampung Selatan, adalah sebuah sinyalemen bahwa
respon pemerintah untuk menunaikan kewajibannya terhadap atlet dan pelatih PON
Lampung yang berprestasi cukup baik dan cepat.
Kala itu, Uncle Sam
selain menyambut gembira dan berterima kasih atas perjuangan para pahlawan
olahraga Lampung, juga menginformasikan terkait penganggaran bonus masuk pada
anggaran 2025.
“ Setelah perhelatan selesai, pemerintah Provinsi
menyiapkan 2025 di bulan Januari kita selesaikan dan tidak ditunda-tunda lagi …”
katanya tegas.
Menurut Pj Gubernur ini pemerintah Lampung serius
menyikapi hal ini dan mempercepat pelaksanaan pemberian bonus atlet tersebut,
dengan harapan para atlet segera bisa merefresh diri lagi, berlatih lagi dan
mungkin mengikuti berbagai kejuaraan single event yang sudah dijadwalkan.
Kemudian dalam rangka pembubaran kontingen di Mahan Agung
Telukbetung pada Selasa 24 September 2024, pernyataan dan penegasan itu diulang
kembali agar para atlet lebih pasti menunggu bonus dari hasil kerja keras
mereka.
Lebih Cepat
Terpisah, Ketua harian KONI Lampung, Amalsyah Tarmizi
mengatakan bahwa pernyataan untuk pencairan bonus di bulan Januari 2025 memang
sudah direncanakan sejak awal karena penganggaran bonus ini, masuk pada
anggaran tahun 2025.
“Hal ini juga pernah kami singgung dalam beberapa kali
rapat KONI dengan cabang olahraga lolos PON, bahwa jika memungkinkan anggaran
bonus akan dimasukkan dalam Anggaran Perubahan 2024, namun jika tidak maka
dipastikan masuk di anggaran tahun 2025 murni. Ini sudah clear. Dan KONI secepat kini sedang merekap berapa kebutuhan bonus
ini secara pasti, karena ada beberapa kriteria seperti perorangan dan beregu,
ini harus cermat,” katanya, Rabu 25 september 2024 di Bandarlampung.
Amalsyah menegaskan bahwa untuk menyiapkan pengajuan
jumlah bonus harus disertai data administrasi yang valid dan benar. “Kami
sedang siapkan data adminsitrasinya. Saya rasa ini bisa lebih cepat dari sebelummya,”
katanya.
Terkait sering dihubungkannya bonus ini dengan upah, yang
dalam kalimat bijak, “bayarlah upahnya ketika keringat belum kering”, Amalsyah
menjelaskan bahwa usai para atlet menerima medali sudah langsung diberikan
bonus dadakan.
“Meskipun tidak besar, itu upaya kami agar sebelum keringat mereka kering, kami
sudah memberikan reward di lapangan. Namun untuk yang berjumlah besar dari
pemerintah, tentu perlu penganggaran yang cermat, dan itu pasti dilakukan
semua,” ungkapnya.
Menurut catatan media ini, perbandingan saat PON 2021,
bonus atlet justru cair pada sekitar bulan April 2022, padahal saat itu bisa
diupayakan pada bulan Februari 2022 paling lambat.
Hambatan itu karena mencuatnya kasus dugaan korupsi dana
hibah KONI Lampung, sehingga membuat berbagai keputusan menggantung dan
merugikan atlet. Setelah viral secara nasional, barulah bonus dicairkan, yang
saat itu menjelang lebaran Idul Fitri.
Dengan pengalaman ini diharapkan Pemprov Lampung serius
dalam menyiapkan bonus atlet ini awal tahun depan. (don)
Berikan Komentar