PON XXI: Angkat Berat Total Sumbang 2 Emas, 1 Perak Dan 2 Perunggu

PON XXI: Angkat Berat Total Sumbang 2 Emas, 1 Perak Dan 2 Perunggu

Mediasenior|Bandaaceh|Sport|PON|18092024

---- Salah satu cabang olahraga (Cabor) andalan Lampung, Angkat Berat, secara keseluruhan menyumbang 4 medali untuk kontingen Lampung yakni 2 medali Emas, 1 Perak dan 1 Perunggu pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara, yang dilaksanakan di Komplek SHB (Gedung PABBSI) Banda Aceh 16-20 September 2024.

Lifter Lampung Doni Meiyanto dan Sri Hartati menyumbangkan medali Emas, Viki Aryanto menyumbang medali Perak dan dua lifter lainnya Albin Andrean Putra dan Dwi Mardiana mendulang medali perunggu.

Rangkaian Perjuangan

Yang pertama, Doni Meiyanto kelas 66 kg. Medali Emas diraih lifter Lampung atas nama Doni Meiyanto yang turun di kelas 66 kg, berhasil mencatatkan total angkatan 740 kg.

Pada babak squat, Doni berhasil mencatatkan total angkatan 290 kg. Namun, pada angkatan squat kedua dan ketiga di angka 300 kg Doni gagal.

Lalu di sesi bench press, pada angkatan pertama Doni berhasil mengangkat total 150 kg. Di angkatan kedua yakni 160 kg Doni dapat mengangkatnya dengan ciamik. Namun, benchpress ketiga dengan total angkatan 165 kg dirinya gagal.

Di sesi terakhir yakni deadlift, Doni langsung unjuk gigi dengan beban 280 kg dan berhasil. Dan istimewanya, Doni mencatatkan rekor PON 2024 di sesi deadlift dengan total angkatan terbanyak yakni 290 kg.

Lifter Lampung Sri Hartati menambah koleksi emas bagi kontingen Lampung di PON XXI Aceh - Sumut. Sri Hartati yang turun di kelas open 57 Kg A meraih emas dengan total angkatan 530 Kg.

Medali perak diraih oleh lifter asal Riau, Yanuarius Sihura dengan total angkatan 730 kg. Sedang perunggu didapat oleh lifter asal Jawa Barat atas nama Dadang Nur Iwan dengan total angkatan 727,5 kg

Medali emas lainnya diperoleh Sri Hartati, yang memulai dengan angkatan squat 200 Kg dan berhasil. Pada angkatan ke 2 squad 210 Kg Sri Hartati sempat gagal namun pada angkatan ke 3 squad 210 Kg berhasil.

Pada angkatan bench press Sri Hartati memulai dengan angkatan 130 Kg namun gagal, pada angkatan ke 2 bench press 130 Kg berhasil dan angkatan ke 3 banch press 137,5 Kg Sri Hartati gagal.

Pada angkatan deadlift Sri Hartati tampil gemilang dengan memulai dengan angkatan 180 Kg dan angkatan ke 2 deadlift 190 Kg keduanya berhasil. Namun pada angkatan ke 3 deadlift 192,5 Kg Sri Hartati sengaja tidak menjalani angkatan karena sudah jauh meninggalkan pesaingnya.

Sri Hartati mengalahkan pesaingnya Yolanda dari Jawa Barat yang meraih perak dengan total angkatan 520 dan Windi Astuti Alwa dari Riau dengan total angkatan 485 Kg yang meraih perunggu.

Medali Perak dan Pecah Rekor

Medali Perak Lampung disumbangkan Viki Aryanto kelas 85 Kg putra. Lifter Lampung Viki Aryanto yang turun di kelas open 83 Kg A putra memecahkan rekor Nasional angkatan bench press dengan angkatan 245 Kg. Rekor sebelumnya dipegang lifter Lampung juga Robi Sujanto dengan angkatan 240 Kg. Viki berusaha menciptakan rekor baru angkatan 250 Kg namun gagal.

Meski berhasil memecahkan rekor, tapi Viki gagal meraih emas dan harus puas dengan medali perak, karena Viki mengalami kesulitan pada angkatan selanjutnya akibat mengalami cidera.

Bertanding di Standion Harapan Bangsa Aceh, sejatinya Viki tampil perkasa di awal dengan angkatan squad pertama dengan beban 330 Kg, kemudian Viki menaikkan beban pada angkatan squad ke dua dengan beban 343 kg.

Keduanya bisa diangkatnya dengan baik. Berhasil di dua angkatan sebelumnya, Viki kembali menaikan beban pada squad ke 3 dengan beban 352 Kg namun gagal.

Pada sesi angkatan bench press Viki kembali tampil gemilang dengan memulai beban 230 kg dan berhasil. Pada angkatan ke 2 bench press Viki menaikkan bebannya menjadi 245 Kg sekaligus untuk memecahkan rekor Nasional bench press dan berhasil diangkatnya dengan benar.

Usai memecahkan rekor, Viki kembali menaikkan bebannya pada angkatan ke 3 bench press dengan beban 250 kg, namun sayang gagal diselesaikannya.

Pada angkatan deadlift, Viki memasang beban awal 280 Kg dan berhasil diangkatnya dengan baik. Namun pada angkatan ke dua deadlift Viki menaikkan beban jadi 290 namun Viki tidak menjalani angkatan karena mulai mengalami cidera. Tak menyerah, Viki mencoba angkatan ke 3 deadlift, tapi Viki gagal menyelesaikan angkatan dengan baik.

Cidera yang dialami Viki membuka kesempatan lifter Riau Andre Satria untuk memuncaki total angkatan. Hasil akhir dari kelas open 83 Kg A putra ini menempatkan lifter Riau Andre Satria sebagai peraih emas dengan total 915 Kg, di susul Lifter Lampung Viki Aryanto yang meraih medali perak dengan total angkatan 868 Kg, dan perunggu diraih Lifter Jawa Barat Muhammad Yusuf dengan total angkatan 850 Kg.

Perunggu

Sementara untuk perunggu diraih oleh Albin Andrean Putra di kelas 59 kg. Pada babak squat Albin berhasil mengangkat total beban 260 kg.

Lalu, di sesi bench press Albin kurang piawai dengan hanya mencatatkan total angkatan 130 kg, dua dari tiga angkatannya gagal di angka 140 kg.

Di sesi deadlift total angkatan yang berhasil diangkat oleh Albin sebanyak 260 kg. Hasil ini mencatatkan total angkatan Albin sebanyak 650 kg.

Peraih emas pada kelas 59 kg atlet dari Riau, Syaifahmi Rizki dengan total angkatan 705 kg, dan perak diraih atlet asal Jabar atas nama Shihab Alizahra dengan total angkatan 667,5 kg.

Medali perunggu lainnya diraih, Lifter Lampung Dwi Mardiana kelas 47 Kg putri. Mardiana melakukan angkaan terbaik 405 kg, kalah dengan lifter Riau Risa Oktaviani dengan total angkatan 470 Kg meraih perak dan lifter asal Kalimantan Timur Widari dengan total angkatan 505 yang meraih emas.

Dwi Mardiana sempat gagal pada angkatan 155 Kg. Namun pada angkatan selanjutnya Dwi Mardiana terus memperbaiki angkatannya dan mengamankan posisi ketiga.

 Pelatih Angkat Berat Lampung, Edi Santoso, mengatakan, hasil yang diraih Dwi Mardiana adalah hasil yang terbaik. Sebab sejak awal sudah bisa diprediksi mengingat ada atlet juara dunia dan ada atlet yang pindah kelas dari kelas 50 Kg ke 47 Kg.

"Ini hasil yang terbaik untuk Dwi, karena kita sudah tahu juara 1 dan 2. Karena kita olahraga yang terukur jadi sudah tahu ya, musuhnya siapa, ngangkat bebannya berapa udah tahu," terangnya saat ditemui di Stadion Harapan Bangsa lokasi berlangsungnya pertandingan, Senin 17 September 2024.

Menurut Edi, sejak awal pihaknya sudah memprediksi juara 1 pasti Widari dari Kalimantan Timur karena dia juara dunia, dan untuk juara dua sudah diprediksi kalau nomor 2 itu Risa dari Riau karena secara mengejutkan dia pindah kelas tadinya di kelas 50 kg turun ke 47 kg. "Itu namanya strategi pelatih, Lampung apa yang mau di-switch atletnya itu-itu aja," terangnya.

Dari dinamika itu, lanjutnya, Dwi Mardiana yang biasanya peringkat 2 jadi peringkat ke 3."Kita benar-benar dikejutkan yang dari Riau turun kelas karena diunggulkan, tapi masih kalah sama Widari. Bench press Widari itu mantap juga," tandasnya.

Tim angkat Berat Lampung mengirimkan 6 lifter : Doni Meiyanto kelas 66 kg, Viki Aryanto kelas 83 kg, Albin Andrean Putra kelas 59 kg. Dibagian putri Sri Hartati kelas 57 kg, Putra Dwi Mardiana kelas 47 kg dan Mardiana Eka Prassetya kelas 63 kg.

Manajer Rohmawiyah, dengan Pelatih Anna Maria, Suprayogi (Ast.), Michelle Theresia S. (Ast.) (and/tim)

Berikan Komentar