Mediasenior|Medan|Sport PON|31082024
---- Pesenam putra senior, Meiyusi Ade Putra mengaku
sangat bersyukur kepada sang Maha Pencipta yang telah memberikan prestasi
dirinya dan meraih medali Perunggu di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 di
Medan.
Ade kembali menjadi pengisi podium disiplin Senam
Artistik putra PON dengan kalungan medali Perunggu dari nomor Palang Sejajar (Bars) yang juga merupakan medali pertama
untuk kontingen Lampung di PON XXI ini.
“Alhamdulillah,
saya masih dipercaya Allah menerima medali perunggu. Karena untuk meraihnya
saya sudah berusaha sekuat tenaga dan kemampuan saya selama ini. Dan apapun
hasilnya, pasti akan saya terima karena itu juga karenaNya,” kata Ade kepada mediasenior.id usai pengalungan medali
di Gedung Serba Guna (GSG) Disporasu, Deli Serdang, Sumatera Utara, sore.
Menurut Ade memang ada kekecewaan karena sebelumnya Ade
masih ditargetkan meraih medali emas seperti di PON sebelumnya di Papua 2021,
dimana Ade juga mempersembahkan medali emas di nomor Bars ini.
“Ya wajar kecewa, karena sebelumnya kan Ade dapet Emas. Tapi
ya itulah namanya kompetisi. Apalagi di Senam ini kan olahraga tidak terukur
dan tergantung pada juri penilai. Namun demikian, melawan pesenam-pesenam muda
yang sekarang sudah mulai bermunculan, memang kita juga harus realistis,
meskipun kita masih mampu bersaing,” tambah Ade.
Sempat Ada Protes
Nilai kompetisi memang fluktuatif. Pada penampilan hari
pertama, Rabu 29 Agustus, nilai Ade tertinggi diantara seluruh peserta yakni 13,233
sementara Agung Suci dari Riau masih pada poin 12,288 dan Fajar dari Sumsel 12,633
poin.
Namun saat di final, pertandingan tampaknya sangat ketat,
dan Ade masih bertahan dengan nilai terbaiknya hari itu 13,166. Sementara Agung
Suci Tantio Akbar, dengan poin 13,266, pesenam asal Sumatera Selatan, Fajar
Abdul Rohman Al’Ali, dengan poin 13,200.
Sempat ada protes dari kubu Sumatera Selatan atas nilai pesenam
mereka, yang semula pada posisi ketiga, namun kemudian setelah protes
berlangsung, Ade menjadi urutan yang ketiga.
Jadi dalam hasil akhir juri yang keluar akhirnya Agung
Suci dari Riau medali Emas dengan nilai 13,266, Fajar dari Sumsel 13,200 dan
Ade dari Lampung 13,166.
Manager Senam Artistik Lampung, Supeno mengatakan
pertandingan cabor senam artistik ini berlangsung sangat ketat. Ada 8 provinsi
yang turun di senam artistik nomor palang sejajar ini diantaranya Lampung,
Jatim, Jateng, Riau, dan Sumatera Selatan.
“Penampilan Ade sudah bagus bahkan lebih bagus dari
sebelumnya. Dan sebelumnya kami yakin Ade ada di posisi satu atau dua. Perolehan
poin pun sangat tipis. Tapi ya memang inilah olahraga tidak terukur. Semua
tergantung Juri,” ungkapnya.
Supeno mengatakan bahwa banyak faktor yang bisa
mempengaruhi nilai karena ini cabang olahraga yang subjektif. Juri memiliki
kuasa penuh dalam menilai penampilan atlet.
Sementara pelatih Ade, Denda Firmansyah mengaku hanya
bisa mengelus dada saja melihat result
(hasil akhir) yang keluar dari Juri, karena menurut pengamatannya, penampilan
Ade Meiyusi jauh lebih baik ketimbang di babak kualifikasi.
“Ya kami hanya berusaha menampilkan performa terbaik, dan
itu sudah dilakukan oleh Ade saat final. Meskipun secara hasil seperti itu, ya
mau apalagi lah. Kita semua pelatih mungkin sudah tahu persoalannya, jadi kami
tak bisa bicara lebih banyak, karena sifatnya subyektif,” tambahnya.
Denda mengatakan bahwa dia dan Ade secara penampilan
merasa puas, karean sudah tampil yang terbaik dari hasil latihan dan kerja
keras pesenamnya. “Selebihnya kami serahkan kepada Allah. Medali apapun itu
rejeki kami,” tuturnya.
Nilai yang ada sangat tipis, antara medali emas ke perak
hanya terpaut 0,06 dan selisih perak ke perunggu juga hanya 0,034. (don/lis)
Berikan Komentar