SHIN Tae Young - latar belakang Scaloni pelatih Argentina. (foto-Antara)
----| Adalah Shin Tae Yong, yang belakangan menjadi
fenomenal di dunia sepakbola Indonesia, lantaran membuat sejarah baru sepakbola
Indonesia yang memulai debut dipersaingan dunia.
Sejak kehadiran pria kelahiran Gyeongbuk, Korea Selatan pada 11 Oktober 1970
ini, sepakbola Indonesia menjadi perhatian di Asia Tenggara karena beberapa
perubahan signifikan di tim nasional Garuda.
Penampilan tim nasional Indonesia berubah total dengan
perkembangan fisik yang baik dan visi bermain yang berbeda dari sebelumnya
secara tradisional Indonesia.
Shin memberikan kesan bahwa dia membawa tim Korea Selatan
bisa mengalahkan Jerman dalam Piala Dunia itu bukanlah sebuah kebetulan, namun
itu hasil kerja keras dan proses panjang.
Lalu apa yang diperbuatnya di tim nasional Indonesia juga
demikian. Meskipun perbedaan Korea dan Indonesia mungkin ada pada sisi “bibir”
para pengamat sepakbolanya.
Di Indonesia mengemuka tentang beberapa kritikan, atau
tepatnya “nyinyiran” dari orang Indonesia asli yang viral dan selalu diblow up,
karena tidak suka dengan Shin Tae Yong dengan berbagai alasannya.
Namun ini juga tampaknya tidak ditanggapi oleh pria yang
bekerja dengan fokus ini, namun dijawabnya dengan hasil demi hasil. Dan hasil
demi hasil itu membuat dunia terbelalak.
Sebelum dikenal sebagai pelatih, Shin Tae Yong mengawali
kariernya sebagai pemain sepak bola di Korea. Shin pertama kali bermain sepak
bola di klub muda Daegu THS, lalu Yeungnam Uni pada 1989.
Lalu, Shin debut di klub profesional pada 1992 dengan
bergabung ke Seongnam FC. Bersama Seongnam, Shin bertahan selama sekitar 12
musim sebelum pindah ke klub Australia, Brisbane Roar pada 2005.
Tak sampai semusim di Brisbane Roar, Shin Tae Yong memutuskan pensiun sebagai pemain sepak bola pada Oktober 2005.
Pemain Sepakbola
Shin Tae Yong lahir di Gyeongbuk, Korea Selatan pada 11
Oktober 1970. Sebelum dikenal sebagai pelatih, Shin Tae Yong mengawali
kariernya sebagai pemain sepak bola di Korea.
Shin pertama kali bermain sepak bola di klub muda Daegu
THS, lalu Yeungnam Uni pada 1989. Lalu, Shin debut di klub profesional pada
1992 dengan bergabung ke Seongnam FC. Bersama Seongnam, Shin bertahan selama
sekitar 12 musim sebelum pindah ke klub Australia, Brisbane Roar pada 2005.
Tak sampai semusim di Brisbane Roar, Shin Tae Yong
memutuskan pensiun sebagai pemain sepak bola pada Oktober 2005.
Debut Pelatih
Dikumpulkan dari berbagai sumber, Shin Tae Yong langsung
memulai karier kepelatihannya dengan menjadi asisten pelatih di Brisbane Roar
pada 2005-2008.
Dari Brisbane, Shin melanjutkan karier ke mantan klubnya
sendiri, Seongnam Ilhwa. Shin berhasil mencetak 82 kemenangan, 46 imbang, dan
72 kalah selama periode 2008-2010. Shin sendiri sempat menjadi pelatih interim
selama dua musim sebelum menjadi pelatih kepala.
Selesai bersama Seongnam, Shin Tae Yong meneruskan karier
kepelatihannya bersama timnas Korea. Pada 2014-2017, Shin menjadi asisten
pelatih timnas Korea. Jabatan pelatih kepala baru didapatnya pada Februari
2015. Saat itu, Shin Tae Yong menjadi pelatih di skuad Korea Selatan U-23.
Setahun berikutnya, Shin Tae Yong akhirnya dipercaya
menukangi timnas senior Korea Selatan mulai Januari 2016 hingga Juli 2018. Dia
juga sempat mengasuh skuad Korsel U-20 pada Januari hingga Juli 2017.
Jika ditotal, Shin Tae Yong telah bertugas dalam 40
pertandingan dengan statistik 18 menang, 10 imbang, dan 12 kalah.
PSSI memboyong Shin Tae Yong dari tanah kelahirannya untuk menukangi timnas Indonesia. Shin Tae Yong resmi diperkenalkan sebagai pelatih Indonesia pada 28 Desember 2019.
Saat itu, Shin memiliki target yang harus dikerjakan,
baik dalam waktu dekat maupun jauh. Di antaranya menjalani sisa laga
Kualifikasi Piala Dunia 2022 dan mempersiapkan timnas U-16, U-19, dan U-22.
Seiring waktu, Shin Tae Yong terus meracik skuad Garuda.
Salah satu upayanya dengan rajin memantau para pemain diaspora di luar negeri.
Jika melihat akun Instagramnya, Shin kerap membagikan fotonya bersama pemain
diaspora yang dia pantau. Dia memang sering menonton langsung pertandingan para
pemain yang diincarnya.
Hasilnya sejauh ini cukup terlihat. Pada Piala Asia 2023,
Indonesia berhasil lolos ke babak 16 besar
untuk pertama kalinya. Sebab selama gelaran Piala Asia, Indonesia hanya pernah
sampai fase grup saja. Pada Piala Asia U-23 2024, Shin Tae Yong juga sukses
membawa Indonesia untuk pertama kalinya lolos ke semifinal.
Meski belum menjuarai ajang apa pun selama empat tahun bekerja,
kinerja Shin Tae Yong tetap layak diacungi jempol. Dengan perpanjangan kontrak
hingga 2027, mari kita nantikan prestasi baru apa yang bisa diberikan Shin Tae
Yong kepada Indonesia.
Sejarah Demi
Sejarah
Setelah membawa Indonesia lolos ke babak 16 besar Piala
Asia, Shin Tae Yong sukses mengantarkan timnas ke semifinal Piala Asia U-23
2024.
Shin juga dikenal kerap memantau langsung pemain diaspora
yang tersebar di berbagai negara. Hasilnya, PSSI telah menaturalisasi sejumlah pemain
yang berkarier di Eropa seperti Rafael Struick, Nathan Tjoe-A-On, Jay Idzes,
Justin Hubner, Tom Haye dan Ivar Jenner.
Shin yang memiliki ciri khas dalam memainkan strategi
pertandingan sudah mengubah pemain Indonesia menjadi lebih tenang dalam
menguasai bola di lapangan meski dalam tekanan lawan.
Sejarah pertama yang diwujudkannya adalah ketika Tim
nasional U-23 masuk di Kejuaraan Asia dan berhasil melaju ke semifinal.
Sebelumnya, Marselino Ferdinan cs memberikan bukti mencengangkan saat berada di
grup yang dinilai keras berada bersama tuan rumah Qatar, Australia, dan
Yordania.
Di grup ini Indonesia sebagai tim yang paling rendah
ranking FIFA nya, dan paling muda usia para pemainnya, serta untuk pertama
kalinya tim Indonesia berada dalam level putaran Final Piala Asia.
Timnas Indonesia U-23 sukses melaju ke perempat final
Piala Asia U-23 2024 setelah mengalahkan Yordania U-23 dengan skor 4-1.
Pertandingan berlangsung di Abdullah bin Khalifa Stadium, Doha, Qatar, pada
Minggu 21 April 2024 malam.
Ya, Garuda Muda harus puas menempati posisi keempat
karena kalah dari Irak U-23 saat bertarung memperebutkan peringkat tiga di
Piala Asia U-23 2024. Kala Timnas Indonesia U-23 tumbang 1-2 dari Irak U-23.
Meski gagal merebut posisi tiga besar di Piala Asia U-23
2024, berada di final saja sudah menjadi pencapaian yang luar biasa untuk
pasukan Shin Tae-yong. Mengingat Piala Asia U-23 2024 menjadi momen debut
Timnas Indonesia U-23 dalam momen tersebut.
Sejarah sudah tercipta di level Asia 2024. Setelahnya
urutan tim pada klasemen akhir Piala Asia U-23 2024 berdasarkan pencapaian
babak selama di turnamen tersebut. Selain itu, faktor poin dan selisih gol juga
ikut mempengaruhi posisi mereka di Piala Asia U-23 2024.
Negara tetangga Indonesia yang selama ini pers nya selalu
mendiskreditkan tim nasional dan berulangkali mengolok-olok Garuda Muda
Indonesia, justru saat ini tim nasionalnya dalam kondisi yang memprihatinkan.
Ini yang menarik, karena timnas Malaysia menjadi juru kunci
alias tim terbawah adalah Malaysia U-23. Tercatat Malaysia U-23 sudah gugur
selama fase grup karena tak mengoleksi poin sama sekali alias di tiga laga Grup
D Harimau Malaya muda selalu tumbang.
Dengan 0 poin itulah Malaysia U-23 menghuni posisi paling
bawah. Walau memang masih ada Uni Emirat Arab (UEA) yang juga selalu kalah di
tiga laga Piala Asia U-23 2024, namun secara selisih gol Malaysia menjadi yang
terburuk.
UEA tercatat hanya memiliki selisih -4 hasil dari satu
gol dan lima kebobolan. Sementara Malaysia selisih golnya -5 hasil dari satu
gol dan enam kebobolan, jadi itulah yang membuat Malaysia U-23 berada di dasar
klasemen akhir Piala Asia U-23 2024, yang secara urutan poin pertandingan
sebagai berikut:
1. Jepang
2.
Uzbekistan
3. Irak
4. Indonesia
5. Korea Selatan, 6. Qatar (H), 7. Arab Saudi, 8. Vietnam, 9. China, 10. Tajikistan, 11. Kuwait, 12. Australia, 13. Thailand, 14. Yordania, 15. United Arab Emirates, 16. Malaysia.
Sejarah di Piala Asia ini terus dipertajam, menjadi tim
empat besar makin dipertajam dengan ukiran
meskipun gagal ke Olimpiade Paris tahun ini, lantaran ada campur tangan
pengadil yang tidak adil.
Namun gagal ke Olimpiade tidak membuat Indonesia hilang
dari catatan sejarah pertama kalianya masuk 4 besar Asia di tim U-23, sementara
tim-tim “macan Asean” seperti Thailand, Vietnam dan Malaysia tidak dapat
mencapainya tahun ini.
Sejarah kedua di tim senior. Shin Tae Yong membawa Riski
Ridho cs masuk ke pelataran putaran ketia babak penyisihan World Cup 2026,
setelah mampu finih di tempat kedua di bawah Irak pada grup A kualifikasi Asia
putaran kedua.
Tidak sembarangan Indonesia bisa mencapai babak ini,
karena bisa mengalahkan dua tim pesaingnya yakni Vietnam dan Philipina.
Sementara Indonesia hanya kalah dari Irak saja.
Bertemu Vietnam, Indonesia dua kali menang. 1-0 di GBK,
dan 0-3 di Vietnam. Lalu dengan Philipina, seri 1-1 di Manila dan menang 2-0 di
GBK. Meski dua kali kalah dari Irak 5-1 dan 2-0.
Finish sebagai runner
up dan masuk ke persaingan selanjutnya di fase ketiga, mambuat langkah
Indonesia menapaki sejarah baru sepakbola Nusantara dimana timnas senior untuk
pertama kalinya lolos ke putaran penyisihan ketiga zona Asia dan sekaligus lolos
putaran Piala Asia tahun 2025.
Penuh pencapaian yang bagus ini membuat tanggungjawab
Shin Tae Yong makin berat. Sebab di fase selanjutnya, Indonesia akan menghadapi
tim-tim kualitas Asia yang sesungguhnya.
Masih kita tunggu sambal berdo’a untuk pencapaian sejarah tim nasional
sepakbola Indonesia ke pentas dunia. Tentu tidak akan berhenti hanya pencapaian
saja, namun terus melakukan regenerasi yang akan terus menyusul dengan berbagai
prestasi yang sesungguhnya.
Shin Tae Yong hanya Bekerja dan Bekerja, bukan Bicara dan Bicara. Ini juga
patut dicontoh oleh kita semua. (tim/don)
Berikan Komentar