Mediasenior|Bandarlampung|Sepakbola|12122025
---- Ambisi besar dicanangkan oleh Asosiasi Provinsi
(Asprov) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Lampung. Setelah 27
tahun absen, Lampung bertekad kuat untuk memastikan satu tiket lolos ke Pekan
Olahraga Nasional (PON) 2028 di NTT-NTB.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Wakil Ketua Umum
Asprov PSSI Lampung, Yoga Swara, saat ditemui di kantor PSSI Lampung, kompleks
Stadion Pahoman, Bandarlampung, pada Selasa 10 Desember 2025.
“Target utama kami adalah bagaimana caranya, setelah 27
tahun, Lampung harus lolos ke PON," tegas Yoga Swara. Ia menjelaskan bahwa
kegagalan tim Lampung lolos pada Pra-PON tiga tahun lalu menjadi pelajaran
berharga dan motivasi ekstra untuk perjuangan kali ini.
Strategi Matang
Yoga memaparkan rencana strategis yang akan diterapkan
secara bertahap, dimulai dari pembinaan, penyaringan, hingga pembentukan tim
yang solid.
"Salah satu caranya yaitu tidak lain tidak bukan
adalah pembinaan anak-anak pertama, setelah itu penyaringan, baru pembentukan
tim. Setelah pembentukan tim, baru kita masukkan mess seperti yang lalu, enam
bulan penuh," jelasnya.
Fokus utama persiapan tim adalah pada aspek fisik, yang
dinilai menjadi pembeda krusial di turnamen sebelumnya. Meskipun faktor
non-teknis kerap mewarnai dinamika PON, Yoga menekankan pentingnya kesiapan
fisik atlet.
"Yang paling terlihat penting adalah fisik
anak-anak. Tidak ada satu pun anak-anak itu yang kram selama pertandingan ketat
sampai pertandingan terakhir. Dan itu akan kita ulang kembali di PON kali
ini," tambahnya.
Talenta Lokal
Proses pencarian pemain akan diintensifkan setelah
kompetisi Liga 3 dan Liga 4 lokal selesai. Asprov PSSI Lampung akan
melakukan talent scouting untuk mencari pemain-pemain berbakat
yang memiliki KTP Lampung, baik yang bermain di dalam maupun di luar provinsi.
Yoga Swara optimis dengan peluang Lampung di zona
Sumatera, meskipun diprediksi persaingan akan lebih berat karena tim-tim besar
akan turun dengan kekuatan penuh (full
skuad).
"Harusnya kita bisa lolos, karena Sriwijaya sedang
tidak baik-baik saja, Bengkulu tidak ada tim, Babel, dan Jambi. Kita punya tim
Liga 1 Bhayangkara FC dan tim Liga 2 Nusantara United FC. Indikator itu
harusnya kita lebih banyak porsi, lebih banyak komposisi pemain yang akan bisa
kita ambil," ujarnya penuh keyakinan.
Pelatih Berdaya
Juang Tinggi
Faktor pelatih juga menjadi perhatian serius. Asprov PSSI
Lampung mencari sosok pelatih yang memiliki dedikasi tinggi dan
"cinta" terhadap Lampung, bukan sekadar kompetensi teknis.
"Kita akan cari pelatih-pelatih yang memang berdaya
juang tinggi, yang mau menafkahkan tenaga, pikirannya untuk provinsi
Lampung," kata Yoga, menekankan bahwa pelatih tersebut harus tahan banting
menghadapi masalah klasik seperti biaya operasional.
Non Teknis
Meskipun berkali-kali Lampung memiliki sejarah panjang
dengan “jejak non teknis”, namun Yoga Swara lebih senang untuk mengatasinya
dengan kekuatan teknis.
“Sudah sangat sering kita dicurangi di lapangan. Dan
sepakbola Indonesia adalah sebuah warna yang klasik seperti itu. Apalagi tidak
terpantau siaran televisi atau siaran langsung. Bahkan sudah ada VAR saja masih bisa terjadi faktor
non teknis. Sekarang kami lebih fokus mengatasi hal itu dengan kekuatan nyata.
Jika tim kita kuat, tim kita bagus dan bermain baik dengan gol-gol yang bersih,
maka alasan apalagi untuk mencurangi kita,” tandas Yoga.
Namun, lanjut Yoga, satu ketetapan yang maha penting
adalah dari Allah Subhana Wata’ala. “Kita harus terus berdoa semoga Allah
berkenan untuk mengantarkan kita nanti ke PON. Karena atas keputusanNya pula
semua bisa berjalan sesuai dengan keinginan kita bersama,” tuturnya.
Dukungan Penuh
Pemerintah
Kebangkitan sepak bola Lampung semakin nyata dengan
adanya dukungan signifikan dari Pemerintah Provinsi Lampung. Yoga Swara
menyebut dukungan Gubernur Lampung sangat nyata, terbukti dengan selesainya
revitalisasi dua stadion utama dan beberapa lapangan latihan lainnya di PKOR
Way Halim, Pahoman, dan Yonif Natar.
"Ini bukti nyata keseriusan pemerintah dalam men-support sepak bola di Provinsi Lampung.
Seperti yang beliau bilang bahwa kita sudah tertidur lama, saatnya Lampung
harus bangkit," ungkap Yoga.
Ia menegaskan bahwa PSSI Lampung tidak bisa bekerja
sendiri. Kolaborasi dengan pemerintah, pengusaha, dan seluruh elemen masyarakat
sangat diperlukan untuk membangkitkan marwah sepak bola Lampung.
"Semua punya harapan, semua punya mimpi, semua punya
ambisi, dan Lampung juga punya hak yang sama untuk meraih hasil terbaik," ungkapnya.
Peran Orang tua
Selain dukungan teknis dan finansial, Yoga juga
menekankan pentingnya doa dan restu orang tua atlet sebagai "jimat
dunia" untuk kesuksesan tim.
“Semua hal terkait dengan kehidupan kita ini, orang tua
adalah nomor satu, setelah Allah yang Maha Esa. Jangan pernah tinggalkan ini.
Peran orang tua tidak tertandingi. Bayangkan, kalau kita sekolah misalnya 6 jam
di sekolah diawasi guru, kemudian latihan 3 jam di lapangan, dan sisanya adalah
di rumah 15 jam bersama orang tua,” kata Yoga.
Maka pembentukan karakter danmentalitas juga lebih besar
dilakukan oleh orang tua. Oleh karenanya, peran orang tuatetap sangat utama.
“Dan ternyata dorongan orang tua kepada anaknya untuk
bisa berprestasi juga sangat berperan besar pada proses itu. Fabio Aska, pemain
tim nasional dari Lampung itu, ternyata sejak kecil terus dikawal orang tua,
disupport dan berikan banyak masukan di luar pelatihnya. Pelatih banyak
memberikan ketrampilan teknik, orang tua bisa ambil peran pada kemampuan mental
dan seterusnya. Maka dari itu orang tua tetap nomor satu,” terang Yoga. (don)
Berikan Komentar