MediaSenior/Lampung/Sport/05062023
----- Proses pembentukan tim sepakbola putri Lampung yang
akan diikutsertakan ke Prakualifikasi Pekan Olahraga Nasional (Pra PON) 2023
sudah menyelesaikan babak seleksi pemain.
Dati tiga zona yang dipergunakan sebagai kelompok daerah
dalam seleksi, diperoleh 52 nama pemain yang tersaring dari 128 pesepakbola
putri yang turut seleksi selama dua pekan.
Menurut pelatih kepala tim pra PON Putri Lampung, Eddy
Iswantoro, bahwa seleksi yang dilakukan dalam beberapa zona itu memberikan
sinyal betapa banyaknya bibit pemain sepakbola putri di Lampung saat ini.
“Saya rasa ini sebuah sinyal positif untuk perkembangan
sepakbola putri di Lampung. Karena usianya masih muda-muda yang berminat untuk
menjadi pesepakbola putri. Ini masih bisa memenuhi kebutuhan tim sampai PON
2028 nanti,” kata Eddy.
Dia bersama manajer tim Pra PON Putri Indah N.O. Jayasinga
bekerjasama dalam melakukan rekruitmen dalam rangka seleksi tim sepakbola putri
Lampung.
Menurut Eddy, semangat manajer tim sangat tinggi dan memberikan dorongan non teknis yang sangat baik kepada tim seleksi dan calon pemain tim pra PON.
Pembagian zona itu sebagai berikut:
Zona 1 yang
berlokasi di Natar, Lampung Selatan dilaksanakan seleksi pada 21 Mei 2023,
meliputi pemain dari Bandar Lampung, Lampung Selatan, Pesawaran, Pringsewu, Tanggamus
dan Pesisir Barat. Peserta seleksi 41 orang dan dipilih 20 orang yang sesuai
dengan kriteria pelatih.
Zona 2, lokasi
di Kota Metro, seleksi tanggal 28 Mei 2023, yang meliputi daerah Kota Metro, Lampung
Tengah dan Lampung Timur. Dengan peserta seleksi 51 orang dan dipilih 27 orang,
salah satunya pemain Timnas putri Indonesia, Aulia Al Mabrorah.
Zona 3, lokasi
di Lapangan Sepakbola Markas Prokimal Lampung Utara yang dilaksanakan pada tanggal
14 Mei 2023, meliputi daerah Tulangbawang, Tulangbawang Barat, Mesuji, Lampung
Utara, Way Kanan dan Lampung Barat. Peserta seleksi 36 orang, yang terpilih 5
orang.
Pemain yang sudah dinyatakan lolos seleksi ini, menurut
Eddy Iswantoro, nantinya masih terus dilakukan promosi dan degradasi untuk
memilih pemain yang paling mendekati dengan kebutuhan tim. “Kami telah
menetapkan kriteria untuk tim putri, sehingga semua dasarnya ada di situ,”
ungkap pelatih yang pernah meloloskan tim sepakbola untuk PON Remaja tahun 2014
di Surabaya itu.
Optimis Lolos
Prapon
Eddy dengan meyakinkan optimistis jika tim yang diramunya
ini berpeluang lolos ke PON Aceh-Sumut 2024. Tekadnya ini sangat beralasan,
karena beberapa pemain yang direkrut lewat seleksi ini sebagian besar sudah
berpengalaman berkompetisi, bahkan tingkat nasional melalui Piala Pertiwi.
Piala Pertiwi adalah nama iven turnamen sepakbola khusus
putri di Indonesia yang diikuti oleh tim-tim kuat di beberapa daerah. Artinya
dalam soal pengalaman bertanding sudah cukup untuk lingkup Indonesia.
“Beberapa pemain cukup potensian dan menjanjikan bagi
tim. Pengalaman mereka cukup. Bahkan ada pemain yang masih berstatus anggota
tim nasional Garuda Pertiwi, yakni Aulia Mabruroh. Beberapa lainnya sudah saya
perhatikan dengan seksama, bisa menjadi pengisi posisi-posisi krusial di tim,”
tambah Eddy.
Sementara manajer tim Indah N.O. Jayasinga mengatakan
bahwa dirinya menjalankan tugas dari Asprov PSSI Lampung sebagai manajer tim
menginginkan adanya perhatian yang juga serius dari KONI provinsi Lampung
melalui Asprov PSSI Lampung.
“Ini kan untuk pertama kalinya tim sepakbola putri
Lampung menjejakkan kakinya dipersaingan sepakbola menuju PON. Maka kami
berharap diberikan support juga dalam hal finansial yang cukup. Sebab olahraga
beregu ini cukup besar memakan biaya,” ungkap pemilik klub Perseti FC itu.
Indah mengatakan bahwa cabang sepakbola putri meskipun
baru pertama kali turun dalam ajang ini, jangan langsung dipandang dengan skeptis
terkait dana atau bantuan.
“Semua insan olahraga Lampung kan ingin juga menunjukkan
sumbangsihnya kepada daerah ini. Kalau baru mau maju ke medan perang saja sudah
terjegal, bagaimana kami menunjukkan bahwa kami punya kans, kami punya
kemampuan dan sebagainya,” tanya Indah.
Maka dari itu, meskipun tidak membantu sepenuhnya,
minimal ada pembicaraan langsung dengan manajemen tim putri tentang situasi
yang sebenarnya. “Sejauh ini kami mandiri, dan seterusnya tentu kami inginkan
supportnya PSSI dan KONI Lampung tentunya.” Tambahnya. (tim)
Berikan Komentar