Munas Pertina Deadlock, Ini Sikap Pertina Lampung

Munas Pertina Deadlock, Ini Sikap Pertina Lampung

Mediasenior|Bandarlampung|Sport|Tinju|26062025

---- Musyawarah Nasional (Munas) Persatuan Tinju Amatir Nasional (Pertina) 2025 yang berlangsung di Hotel Le Meridien, Rabu (25/6) kemarin, berlangsung ricuh dan menemui jalan buntu (deadlock).

Munas yang mengusung tema “Satu Hati Satu Tujuan” itu ternyata diwarnai suasana yang tidak kondusif, karena awalnya ada perbedaan pandangan antar peserta terkait keabsahan hak suara dari beberapa pengurus daerah yang berstatus sebagai Pelaksana Tugas (Plt), namun terus merembet ke masalah lainnya.

Agenda Munas ini adalah pemilihan Ketua Umum Pertina 2025-2029, ada dua kandidat yakni Mayjen TNI (Purn) Komaruddin Simanjuntak, dan Dr. Hillary Brigitta Lasut, S.H., LL.M., anggota DPR RI termuda dari Partai Demokrat.

Menurut salah satu peserta Munas,  Syarkawi Yuzan Sekretaris Pengprov Pertina Aceh, pada saat pembahasan Tata tertib masih berlangsung pendukung salah satu kandidat Dr Komaruddin Simanjuntak meminta agar Munas ditunda tanpa alasan yang jelas. Anehnya pimpinan sidang secara sepihak menyatakan Munas berjalan deadlock.

"Sementara sebagian besar peserta munas yang lainnya, menginginkan Munas tetap dilanjutkan. 20 Pengprov peserta Munas dari 33 peserta Munas, tetap melanjutkan kegiatan Munas sampai dengan selesai," ungkapnya, ketika dihubungi awak media via Whattsap, Kamis(26/6).

Prosesnya yang tidak fair dari kubu Komaruddin, membuat situasinya tambah kacau. Ketegangan sempat membuat jalannya sidang diskors beberapa kali untuk memberikan ruang mediasi dan klarifikasi antara peserta, tim sukses, dan pimpinan sidang.

Meski demikian, para peserta tetap mengikuti jalannya forum dengan penuh semangat dan antusiasme tinggi terhadap masa depan Pertina.

Sementara, Munas tidak berjalan sebagai mana mestinya karena deadlock, dan tidak menghasilkan keputusan apapun.

Sikap Pertina Lampung

Hermanto ST, ketua umum Pengprov Pertina Lampung mengatakan bahwa situasi Munas ini membuat malu dunia tinju Indonesia, karena tidak bisa mengatur diri sendiri.

“Saya hadir langsung di sana, dan sangat kecewa dengan cara mereka menjalankan organisasi Pertina ini. Seharusnya kami diberikan contoh yang baik dan sportif. Kami memang dari daerah, namun kami kan bukan anak-anak yang harus disuguhi hal seperti ini,” ungkap Hermanto disela mengikuti Musorprovlub KONI Provinsi Lampung di Hotel Akar Bandarlampung, Kamis 26 Juni 2025.

Hermanto menegaskan bahwa dalam sebuah pertandingan, persaingan, kontestasi pasti ada yang menang dan kalah. Meskipun ada nilai seri atau draw, tetapi dalam sebuah kontestasi kepengursan seperti ini harus ada yang menang.

“Kalau berani berkontestasi yaa seharusnya berani kalah juga dong. Kalau mau menang sendiri, ya tak perlu ada kontes. Yaa terus terang kami sangat bersimpati dengan ibu Hillary untuk bisa memimpin Pertina ke depan, mengingat dukungan mayoritas juga sebenarnya sudah ada pada beliau,” tambahnya.

Namun, lanjut Hermanto, dengan deadlock nya Munas, maka kelak Munas akan diambil alih oleh KONI Pusat untuk menjadi penyelenggaranya. Caretaker KONI Pusat diharapkan mampu melakukan pekerjaan ini dengan lebih fair.

“Ini kami laporkan ke KONI Pusat, dan segera menerbitkan carekater, yang kelak akan menjadi pelaksana Munas yang adil dan bermartabat. Kami ingin Tinju menjadi olahraga yang bermartabat, dan buka tempat orang-orang ambisius,” ungkapnya. (don)

Berikan Komentar