Mediasenior|Bandarlampung|sport|
03052025
---- Kabar hadirnya tim sepakbola
Bhayangkara FC peserta kompetisi Liga I musim 2025-2026 yang akan berkandang di
Lampung terus didorong untuk menjadi konsumsi public semakin meluas dan massif.
Ini dilakukan oleh tim dari
Asprov PSSI Lampung yang terus melakukan upaya sosialisasi dengan berbagai
bentuk kegiatannya, termasuk salah satunya coaching
clinic yang melibatkan 110 anak usia dini di stadion Pahoman Bandarlampung,
Sabtu, 3 Mei 2025.
Dalam kegiatan itu juga
diperkenalkan beberapa pemain nasional dan Bhayangkara FC kepada anak-anak usia
dini sebagai motivasi bahwa memilih cabang olahraga sepakbola memiliki masa
depan yang baik.
Wakil ketua Umum Asprov PSSI
Lampung, Yoga Swara kepada media ini mengatakan bahwa ini merupakan upaya
sosialisasi bahwa kehadiran Bhayangkara FC di Lampung, bukan sekedar untuk
bermain sepakbola saja, melainkan banyak misi yang diemban di dalamnya.
Titipan Gubernur
Yoga menunjukkan detail jersey
yang dipakainya kali ini bahwa ada motif tapis Lampung dengan bentuk emboss di
jersey Bhayangkara FC.
Dia mengatakan bahwa salah satu
yang dititipkan oleh gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, saat
penandatanganan MoU dengan manajemen Bhayangkara FC adalah adanya desain
kearifan lokal di jersey yang dipergunakan tim Bhayangkara FC. Dan manajemen
Bhayangkara menyetujuinya.
Dengan desain yang cukup elegan,
dimana didalam jersey itu ada tapis yang berpadu dengan logo Bhayangkara,
menjadi satu suguhan desain yang mengesankan betapa Lampung memberi warna di
dunia sepakbola dengan satu kekayaan seni budayanya.
“Pak gubernur yang punya ide ini. Memang tidak mematok harus bagaimana bentuknya, tetapi diserahkan kepada desainernya, kemudian disetujui pak Gubenur dan juga manajemen Bhayangkara. Ini sebuah kemajuan kearifan lokal yang terus dibawa kemana saja di seluruh Indonesia. Kayaknya sesuai dengan requestnya,” tambah Yoga.
Kesempatan Pemain Muda
Selain dalam beberapa hal tadi,
keuntungan mendatangkan tim sebesar Bhayangkara FC ke Lampung juga salah
satunya memberikan gambaran dan kesempatan kepada para pemain muda Lampung
untuk bisa menasional, dengan perantaraan Bhayangkara FC.
“Kami membicarakan hal ini dengan
manajemen Bhayangkara. Prinsip OK. Karena bagaimanapun semua tim memerlukan
pemain muda berbakat untuk regenerasi. Dan oleh karenanya, ini kesempatan untuk
anak-anak kita. Mumpung ada Bhayangkara, mari kita tunjukkan bahwa Lampung
memiliki banyak potensi pemain sepakbola,” tambahnya.
Sosialisasi juga disampaikan
untuk para orang tua, bahwa anaknya memiliki masa depan saat mereka memilih
sebagai pemain sepakbola. Dan oleh karenanya dukungan orang tua untuk
menjadikan anaknya sebagai pemain yang baik dan berprestasi sangatlah penting.
“Kepada para orang tua, bahwa ini
merupakan sebuah contoh. Sepakbola itu bisa menghasilkan uang miliaran jika
kita bisa menggapainya. Saat ini, adik-adik kita yang masih berusia dini,
mungkin 15 – 20 tahun kedepan menjadi bintang-bintang lapangan hijau. Tapi kan
persiapannya juga dari sejak dini,” katanya.
Dengan hadirnya Bhayangkara FC,
yang selama ini masyarakat Lampung hanya menyaksikan lewat televisi, nantinya
bisa secara langsung merasakan atmosfir pertandingan di lapangan.
Saat ini, lanjut Yoga, dengan
diberikan rangsangan bertemu dan bermain dengan para pemain top, mungkin di
memori anak-anak akan mengubah cita-cita yang tadinya hanya terbatas ingin jadi
dokter, insinyur atau ditektur, mana bisa jadi mengubah menjadi pemain
profesional yang bermain di sepakbola dunia.
“Maka dari itu, kami akan terus
berkoordinasi dengan Sekolah Sepak Bola, agar mereka tahu tujuan akhir dari
pembinaan sejak dini yang sebenarnya. Gubernur Lampung berkomitmen untuk
memberikan rangsangan mimpi anak-anak muda Lampung dengan realistis. Salah
satunya dengan sepakbola ini.” Ungkap Yoga.
Sepakbola memang bukan sekedar
menonton pertandingan di lapangan tetapi banyak hal akan terkait langsung
bersamanya. Diantaranya UMKM, Kuliner, Transportasi dan sebagainya.
Menyoroti perlunya kehadiran
supporter khusus, Yoga mengatakan bahwa ini menjadi bahasan sendiri di PSSI
Lampung, untuk bisa mengakomodir hadirnya supporter militant.
“Saat ini kami sedang menghimpun
supporter yang merupakan gabungan dari beberapa klub supporter dengan nama El
Bara. Dan kini mereka terus berhimpun mungkin dengan terus menambah jumlah
anggota. Karena kami sadar jika sebuah klub itu memerlukan dukungan dari luar
lapangan. Meskipun memang bukan hal yang mutlak. Karena pengalaman, Bhayangkara
tidak bersupporter juga bisa juara. Tapi ini pasti lain hal,” katanya.
Lampung, kata Yoga, sebagai basis sepakbola dengan
pecinta yang sangat besar dan sportif. “Jika timnya main bagus dan sportif
pasti disupport, tetapi kalau main jelek pasti ditinggalkan. Dan saya bertekad,
supporter militant nanti akan bernyanyi sepanjang pertandingan,” ujarnya. (don)
Berikan Komentar