Ngeri, Dugaan Perilaku Oknum Pelatih Tim Pelajar Meresahkan, Disdik Komet Akan Panggil Pelatih Tim GSI

Ngeri, Dugaan Perilaku Oknum Pelatih Tim Pelajar Meresahkan, Disdik Komet Akan Panggil Pelatih Tim GSI

DL|Metro|Sport|06112024

--- Dunia olahraga kembali sedikit bergetar. Salah satunya dari cabang sepakbola Kota Metro terutama tim pelajar yang mewakili Provinsi Lampung pada piala Gala Siswa Indonesia (GSI) yang mana tim dari Lampung mengikuti ajang ini di Jakarta 15 Oktober 2024.

Dari turnamen Gala Siswa Indonesia yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Pusat Prestasi Nasional, Balai Pengembangan Telenta Indonesia.

Turnamen ini secara berjenjang dilakukan sejak dari zona kabupaten / kota dan seterusnya tingkat provinsi. Di Lampung beberapa waktu lalu sudah selesai, yang mana tim perwakilan Lampung adalah GSI Kota Metro sebagai juara 1 di tingkat provinsi Lampung.

Untuk tingkat nasional dilaksanakan pada Oktober 2024 di Jakarta. Namun perjalanan tim ini di kompetisi hanya sampai babak 16 besar saja.

Seyogyanya, dalam aturan dasar GSI ditetapkan, tim Tingkat Provinsi adalah peserta GSI yang berasal dari 70 persen tim juara I + 30 persen pemain terbaik hasil penilaian pemandu bakat yang dilakukan pada kompetisi GSI tingkat Kabupaten/Kota.

Belakangan yang muncul kepermukaan bukan terkait prestasi tim ini, namun kabar yang kurang elok terkait perilaku pelatih tim GSI Lampung yang menangani tim ini di Jakarta.

Kabar santer terkait perilaku oknum pelatih ini berkembang di grup disinyalir menjadi pintu masuk Dinas Pendidikan Kota Metro untuk memanggil pelatih tim GSI karena beberapa hal yang harus diklarifikasi.

Masalah Melebar

Namun ternyata masalahnya tidak sesederhana itu, setelah reporter media ini menelusuri kebenaran kabar itu dengan melakukan konfirmasi ke Dinas Pendidikan kota Metro. Dari sini persoalannya mulai terkuak dan masalahnya melebar.

Dipastikan bahwa Diknas Kota Metro bakal panggil dan evaluasi pelatih tim sepak bola Gala Siswa Indonesia (GSI) kota itu, setelah disinyalir adanya beberepa persoalan yang ada dan dikhawatirkan akan lebih melebar dan memberi dampak negative pada mentalitas pemain muda di Metro khususnya, Lampung pada umumnya.

Kabar tentang pungutan uang oleh pelatih kepada orang tua pemain dari luar Kota Metro akhirnya terkuak, dan menjadi pintu masuk hal lain, yang dinilai tidak etis.

Saat dikonfirmasi oleh awak media pada Senin, 4 November 2024, kepala bidang (Kabid) pendidikan dasar kota Metro, Fesal, mengaku pihaknya tidak mengetahui hal ini. Ia mengatakan, pihaknya akan memanggil sekaligus mengevaluasi pelatih dan Tim GSI kota Metro.

Dikatakan Fesal, bahwa seluruh perlengkapan dan pembiayaan tim sudah ditanggung oleh pihak Dinas. “Kami tidak mengetahui hal itu, namun tetap ini masukan bagus dan akan kami lakukan pemanggilan serta evaluasi kepada yang bersangkutan. Memang ada catatan dari kami kepada pelatih tim ini, saat acara pelepasan tim dimana saat kami bagikan seragam kontingen, di situ pelatih meminta agar kami tidak memberitahukan kepada para wali bahwa anak-anak mendapat seragam secara gratis. Ini menjadi tanda tanya bagi kami ada apa?“ kata Fesal.

Lebih lanjut Fesal menegaskan, hingga saat ini pihak pelatih juga belum memberikan laporan terkait keikutsertaan GSI Kota Metro yang mewakili Provinsi Lampung ke tingkat Nasional.

“Walaupun secara umum hajat ini merupakan hajat Disdik Provinsi, namun para pemain kebanyakan pelajar dari kota Metro, seyogyanya pelatih kepala memberikan laporan kepada kami. Namun hingga hari ini tidak ada laporan sebenarnya secara tanggungjawab dan kepantasannya sesudah even pelatih memberikan laporan kepada kami baik lisan maupun tertulis, meskipun ada pendamping dari staf kami. Dan saya tahu GSI kita hanya mampu sampai di putaran 16 besar, itu laporan dari staf kami yang ikut mendampingi ke Jakarta,” tegas Fesal.

Saat ditanya soal pemotongan uang saku para pemain sebesar Rp336 ribu, Fesal menjelaskan, pemotongan uang saku para pemain, sudah disepakati bersama dan uang tersebut dipergunakan untuk jalan-jalan.

“Iya uang saku itu sebenarnya yang memberikan pihak Kementerian jumlahnya Rp1.936.000, sebelum dibagikan sudah disepakati bersama bahwa, uang saku pemain dipotong Rp336 ribu itu untuk jalan-jalan ke Kota Tua Jakarta dan untuk makan-makan bersama para pemain, pelatih dan pendamping. Jadi per anak menerima Rp1.600.000,” jelas Fesal.

Pemain Mundur

Terkait teknis, ternyata tim GSI Metro memang melakukan penambahan pemain dengan merekrut beberapa pemain dari luar daerah Metro yakni dari Pringsewu, Tulangbawang dan Lampung Tengah.

Dari sumber yang akurat menyebutkan bahwa dua pemain dari Pringsewu dan Tuba akhirnya bergabung, meskipun persyaratannya para orang tua harus menyetor sejumlah uang ke pelatih. Namun satu pemain dari Lampung Tengah akhirnya mundur dari tim, karena orang tuanya tidak memiliki uang sejumlah yang diminta pelatih.

Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan kota Metro, Suwandi, pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap tim GSI kota Metro.

Menurut Suwandi, evaluasi ini sebagai bentuk pembinaan kepada para atlet muda berbakat guna untuk meningkatkan bakat dan prestasi secara murni tanpa adanya embel-embel apapun. Sekaligus kepada pelatih agar kedepannya tidak ada lagi hal-hal yang dapat merusak dan menciderai prestasi olahraga.

“Memang seharusnya dilakukan seleksi murni, terlebih ajang ini kategori Nasional seharusnya tidak hanya pemain atau Atlet dari Metro saja yang difokuskan, mungkin ada pemain dari daerah lain yang lebih bagus ya itu yang seharusnya diambil, kalau pemain kita kurang bagus ya ndak usah dipake. Apalagi ini sudah mewakili Provinsi jadi seleksinya ya harus ke seluruh daerah, walaupun nantinya yang ditunjuk sebagai pelatih dari kota Metro,” Ungkap Suwandi.  

Sementara itu Sekum Asprov PSSI Lampung, Mursalin Lamo, saat dikonfirmasi terkait even ini mengatakan bahwa pihak Dinas Pendidikan beberapa waktu lalu meminta kepada Asprov PSSI beberapa perangkat pertandingan seperti Wasit dan juga personil talent scoating, namun semua namanya sudah tertera di surat Diknas.

“Ya intinya kami diminta untuk support perangkat pertandingan sudah kami kirim dan personil pemandu bakat juga sudah kami persilahkan, karena namanya sudah tertulis di surat itu. Hanya sebatas itu saja. Kalau terkait tim yang berangkat ke Jakarta kami tidak tau,” katanya.

Ramai di WA Ibu-ibu

Sebelumnya, ramai menjadi perbincangan di grup WhatsApp ibu-ibu yang anaknya ikut tergabung di Tim GSI Lampung. Dan hasil tangkapan layar (screen shot) yang dikirimkan ke awak media mengatakan bahwa pada dasarnya mereka merasa senang dan bangga bahwa anak-anak mereka bisa bermain sepak bola di tingkat Nasional.

Bahkan saking bangganya ibu-ibu tersebut dengan sukarela melakukan iuran sebesar Rp200 ribu untuk diberikan kepada pelatih sebelum berangkat ke Jakarta.

Namun yang sangat disayangkan, adanya permainan culas dari sang pelatih memanfaatkan kegiatan tersebut untuk keuntungan pribadi.

Namun ada juga ibu-ibu yang menolak untuk iuran kembali lantaran sudah dimintai dana sebesar Rp1 juta oleh pelatih. Ibu tersebut menuliskan kata-katanya di group WA “Maaf ya ibu ibu, saya tidak ikut sum suman yang 200 ribuan, karena saya sudah dimintai 1 juta oleh pak Johan“ katanya.

Ibu yang lainnya juga menuliskan kata-kata “info..info..semuanya aq td hbis TLP anak’ku..ktnya jangan sampai denger pkjo klw anak2 dhdi bagi uang saku.

Ibu yang lainnya lagi, “ iy dah dbgi, tp di ptng 336 rb, ktnya untuk transp. yg ksh ibu Alia ktnya. Tp gak bleh omon2 pak jo... . (Gun)

Berikan Komentar