Mediasenior/Jateng/Sport/23062024
---- Technical Delegate Pekan Olahraga Nasional (TD PON) dari
Pengurus Besar Persatuan Korfball Seluruh Indonesia (PB PKSI), Adelle Koraag, mengatakan bahwa
perkembangan saat ini di Indonesia mulai berkembang kembali cabang olahraga
Korfball dan masuk kembali ke pertandingan di PON.
Ini diungkapkan Adelle kepada mediasenior.id usai pembukaan kejuaraan nasional Korfball yang juga disebut sebagai PON Mini di GOR
Punokawan, Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah Sabtu 22 Juni 2024.
Adelle mengatakan bahwa Korfball sebenarnya sudah pernah dipertandingkan di PON Pertama di Kotapraja Surakarta tahun 1948 pada 9-12 September 1948, hingga PON ke-IV di Makassar Sulawesi Selatan pada 27 September – 6 Oktober 1957.
Adelle Koraag, Technical Delegate Korfball PON XXI - Aceh-Sumut 2024.
“Nah setelah itu, beberapa tokoh kembali mengangkat
olahraga ini pada tahun 1983 dan terus dihidupkan kembali, karena secara
potensi SDM di Indonesia sangat memungkinkan dikembang lebih baik. Dan pada
kepengurusan PKSI sebelum ini mengusahakan agar olahraga ini kembali masuk
agenda yang dipertandingkan di PON XXI, dan akhirnya bisa diterima KONI sebagai
salah satu cabor yang dipertandingan kembali di Aceh dan Sumut tahun ini,”
katanya.
Korfball, lanjut Adelle, memang berasal dari negeri Belanda,
dimana di negeri asalnya sebagai olahraga tradisional, yang kemudian berkembang
di lebih dari 57 negara Eropa, Asia dan Amerika.
“Korfball yang tak lain adalah Bola Keranjang.
Seperti yang dipertandingkan di PON 1 hingga 4, masih dikenal sebagai Bola
Keranjang. Cabor ini dipertandingkan bersama lainnya seperti Atletik, Bola
Basket, Bola Keranjang, Bulu Tangkis, Panahan, Pencak Silat, Renang (termasuk
Polo Air), Sepak Bola, dan Tenis Lapangan.” Kata Adelle.
Untuk saat ini, Korfball Indonesia sudah masuk di 17
provinsi dan terus akan dikembangkan bersama-sama seluruh kepengurusan provinsi
yang ada ke seluruh Indonesia.
“Dan untuk di PON XXI ini, kami sangat berterima kasih kepada pengurus PKSI terdahulu yang berjuang untuk memasukkan kembali cabor ini ke PON. Tugas berat kami dan seluruh insan Korfball Indonesia adalah mengembangkannya. Dan di PON ini kami mempertandingkan 3 nomor saja yang diikuti oleh masing-masing 8 provinsi,” tambah Adelle yang juga ketua Bidang Hubungan Internasional.
Untuk pertama kalinya dipertandingkan lagi, PP PKSI tiga
nomor itu adalah Korbfball 4 satu tiang (K4-1), Korfball 4 dua tiang (K4-2) dan
Korfball 8 dua tiang (K8).
Pada Kejurnas di Karanganyar ini Adelle berpesan kepada
seluruh daerah yang turun bertanding untuk lebih mengutamakan menjalankan
peraturan permainan dengan baik dan benar sehingga mampu memberikan hasil yang
baik seperti yang diinginkan bersama.
“Kejurnas ini kan kesempatan kita semua berlatih
menerapkan aturan pertandingan sesungguhnya pada Korfball yaa. Karena
bagaimanapun ini harus terus diberikan perhatian dalam law of the game. Wasit
dan jurinya juga harus memberikan pemahaman yang baik kepada seluruh tim.
Korfball ini asli sensitif. Menyenggol lawan saja pelanggaran. Jadi kalau sudah
menabrak atau mengganggu secara keras sudah pasti pelanggaran. Jadi ini yang
harus diperhatikan untuk memimpin pertandingan dan menghindarkan konflik
pemain,” ungkapnya.
Dalam Kejurnas ini seyogyanya akan diikuti 6 tim PON
daerah yang bertanding di PON dan beberapa klub Korfball yang tidak lolos PON,
dari Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Jogjakarta dan
Lampung yang juga mempertandingkan seluruh nomor yang ada di PON Sumut-Aceh
nanti. (don)
Berikan Komentar