MEDIASENIOR/Jatim/Budaya/22042023
----- Mencermati kondisi saat ini, dimana maraknya
persaingan bentuk hiburan begitu ketatnya di tanah air, seni tradisi khususnya
pedalangan termasuk salah satu yang mengalami pasang surut dalam persaingan
yang semakin ketat itu. Belum bentuk-bentuk kesenian luar yang cenderung instan
yang turut serta meramaikan persaingan jagat hiburan di tanah air.
Para dalang mau tak mau harus berusaha mempertahankan
habitat kesenian wayang dengan daya kreativitasnya masing-masing. Tak sedikit
diantara mereka berinovasi dengan ihkwal yang berbau kekinian dengan
pertimbangan bisa eksis. Mereka berhasrat menumbuh suburkan kegairahan wayang
agar tidak tercerabut bahkan punah dari generasi kini yang sudah tak lagi
meliriknya.
Namun, ketika ia berinovasi atau memunculkan
pembaharuan-pembaharuan, dibalik itu muncullah pro dan kontra. Beberapa seniman
dalang konservatif memandang bahwa pertunjukan wayang kulit sudah sempurna,
tidak perlu dikembangkan lagi dan cukup dilestarikan saja, akan tetapi naluri
kreatif yang tumbuh pada sebagian seniman (khususnya dalang muda) masih terus
berkembang dengan menyajikan karya-karya inovasi.
Hal tersebut menjadi persoalan yang coba dibedah oleh
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur melalui UPT. Taman Budaya
dan PEPADI (Persatuan Pedalangan Indonesia) Jawa Timur untuk menyelenggarakan
kegiatan pelatihan dan diskusi dengan seniman pedalangan se-Jawa Timur. Upaya
tersebut disamping untuk menjawab persoalan-persoalan dunia pedalangan saat
ini, juga untuk meningkatkan SDM seniman pedalangan serta PEPADI Kabupaten
/Kota di Jawa Timur.
Dikemas dengan judul “Workshop
Seni Budaya 2023/Pedalangan”, tema yang diusung adalah “Kecerdasan Menggali
Sanggit Lakon Kekinian” dengan dihadiri kurang lebih 75 orang yang terdiri
dari pengurus PEPADI se-Jatim dan para dalang muda potensial.
Workshop ini diharapkan menjadi sarana bagi tumbuh
kembangnya seniman pedalangan dan sebagai bentuk upaya Disbudpar Jatim dalam
mendukung kemajuan dunia pedalangan di Jawa Timur.
Workshop diselenggarakan selama 2 hari,
yakni Selasa, 4 April 2023, pukul 20.00 wib dan Rabu, 5 April 2023,
pukul 09.00 wib di Pendapa Jayengrana Cak Durasim UPT Taman Budaya Jatim Jl.
Gentengkali 85 Surabaya.
Pembukaan dilaksanakan pada malam hari setelah sholat
tarawih karena bertepatan dengan jatuhnya bulan puasa yang menjadi bulan ibadah
bagi umat muslim.
Kegiatan workshop dibuka langsung oleh Dr. Hudiyono,
M.Si. selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur. Dalam
intisari sambutannya Kadisbudpar Jatim, menyampaikan bahwa pelatihan semacam
ini perlu diadakan secara berkala untuk meningkatkan SDM secara keilmuan dan melestarikan
kesenian wayang kulit sebagai jatidiri bangsa.
Dengan diadakannya workshop semacam ini bisa meningkatkan
SDM para dalang dan meningkatkan skill mereka yang secara langsung menjadi
destinasi wisata budaya di Jawa Timur. Kadisbudpar Prov. Jatim juga berharap
bahwa di tahun 2023 ini dengan program Sambang Desa bisa menghidupkan kembali
semua destinasi wisata yang berada di Jawa Timur.
Bertindak selaku narasumber pada workshop kali ini
adalah: 1. Sinarto, S.Kar., M.M., selaku Ketua PEPADI Jatim, dengan materi
“Konsolidasi Organisasi Pepadi”, 2. Dr. Joko Susanto, selaku Akademisi
Universitas Airlangga Surabaya, dengan materi “Wawasan Kebudayaan dan Politik”,
3. Dr. Suyanto, S.Kar., M.A., selaku Akademisi Institut Seni Surakarta, dengan
materi “Perbandingan Cerita Wayang Mahabarata Hindia dan Wayang Jawa”.
Pada akhir acara hasil akhir workshop ditampilkan di
gedung kesenian Cak Durasim disaksikan oleh Kepala UPT. Taman Budaya Jatim
Samad Widodo, S.S., M.M., para narasumber dan seluruh peserta workshop. (cakduracim.com)
Berikan Komentar