Ketum PP FGI: Parkour Harapan Baru FGI Lampung, Masuk Eksibisi PON 2028

Ketum PP FGI: Parkour Harapan Baru FGI Lampung, Masuk Eksibisi PON 2028

Mediasenior/?Bandar Lampung /senam/04122025

---- Ketua umum Pengurus Pusat Federasi Gimnastik Indonesia (PP FGI) menyarankan agar Pengprov FGI Lampung mengambil langkah strategis untuk masa bakti 2025-2029 dengan menjadikan disiplin Parkour sebagai tumpuan baru prestasi di masa depan.

Ini disampaikan Ita Yuliati saat melantik kepengurusan Pengprov FGI masa bhakti 2025-2029 di Mahan Agung, Telukbetung, Kamis 4 Desember 2025.

Ita mengatakan bahwa adanya disiplin Parkour yang masuk dalam keluarga besar FGI ini datang sebagai respons tegas atas biaya kebutuhan fasilitas yang selama ini membelenggu perkembangan gimnastik tradisional di seluruh daerah di Indonesia.

Pada kesempatan ini, Ita menegaskan bahwa Parkour — disiplin yang berfokus pada melintasi rintangan lingkungan secara efisien — dicanangkan sebagai jalan keluar revolusioner.

?"Parkour baru tidak memerlukan tempat khusus. Setiap provinsi bisa memilih dan memilah disiplin yang bisa dilakukan," tandasnya, memberi lampu hijau bagi Lampung untuk fokus pada cabang yang lebih fleksibel.

?Dengan fasilitas yang relatif minim dan memanfaatkan ruang terbuka, Parkour menawarkan potensi maksimal tanpa memerlukan pembangunan gedung senam berskala besar.

Hal ini memungkinkan FGI Lampung mengalihkan sumber daya dari pembangunan infrastruktur mahal ke pembinaan atlet secara langsung.

?Kepengurusan FGI Lampung yang baru diharapkan menggunakan momentum ini untuk membuktikan bahwa prestasi olahraga tidak harus selalu berbanding lurus dengan kemewahan fasilitas.

Parkour dijadwalkan akan diajukan menjadi cabor eksibisi pada PON 2028 di NTT-NTB, sehingga kemugnkinan pada tahun 2032, Parkour sudah bisa dipertandingkan dan bermedali.


“Kami akan segera menyampaikan rencana ini ke KONI Pusat untuk menjadwalkan Parkour sebagai cabor eksibisi PON 2028, dan dengan begitu bisa masuk di PON 2032,” kata Ita.

Infrastruktur

?Dalam acara pelantikan FGI Lampung, Ita Yuliati, secara terbuka mengakui dilema yang dihadapi pembinaan atlet Gimnastik di seluruh Indonesia.

“Harus diakui bahwa olahraga Gimnastik ini digolongkan pada olahraga yang mahal, jika menilai standarisasi venuenya. Bayangkan untuk membangun gedung Senam Artistik minimal harus memiliki gedungnya saja 40 metar kali 40 meter. Belum fasilitas lainnya. Kemudian senam Ritmik, minimal gedung latihannya ukuran 20 kali 20 meter dengan tinggi minimal 14 meter,” ungkapnya.

Meskipun Lampung memiliki sejarah emas di Ritmik seperti Yulianti yang saat ini sebagai pelatih, Sutjiati Narendra dan Sri Wahyuni dan juga Artistik, Meyusi Ade Putra, namun keberlanjutan prestasi terhambat oleh realitas infrastruktur.

?Pengurus Pusat tidak menampik bahwa Gimnastik adalah olahraga elite yang menuntut biaya fantastis. Gimnastik ini betul bahwa olahraga yang satu ini memang terkenal mahal dan kedua terkenal sulit. “Perlu komitmen," ujar Ita.

?Tantangannya kini, mampukah pengurus baru FGI Lampung menggarap potensi atlet Parkour di lingkungan terbuka, mengubah tantangan fasilitas menjadi keunggulan kompetitif, dan membawa medali dari disiplin olahraga street-style ini ke kancah nasional? (Don)

Berikan Komentar