Mediasenior|Bandarlampung|Sport|21042025
--- Sutjiati Kelanaritma Narendra, pesenam Ritmik Lampung
menyatakan pensiun dini dari cabang olahraga senam disiplin Ritmik yang selama
12 tahun dia geluti sejak balita, dan sudah beberapa kali memberikan sumbangsih
medali Emas kepada provinsi Lampung diajang pekan olahraga nasional (PON) yakni
pada PON XX di Papua tahun 2021 dan PON berikutnya ke XXI di Medan-Aceh 2024
lalu.
Sutji juga sebagai penyumbang medali emas terbanyak PON
Papua untuk Lampung dan turut menyumbang 1 medali Emas di Medan.
Sebenarnya penampilan Sutji masih dibilang bisa ditingkatkan
lebih dari itu dan masih mungkin turun di dua PON berikutnya, yakni pon 2028 di
NTT-NTB dan PON XXIII-2032.
Terkait penampilannya di PON XXI lalu, Sutji jujur
mengakui sudah mulai tidak fokus seratus persen, karena ia juga sudah memiliki
rencana lain setelah itu. “Maka pada penampilan di Medan itu, saya sudah tidak
seperti biasanya, ada rasa deg-degan atau nervous.
Saat ini saya sudah biasa saja seperti tidak terbebani apa-apa, namun saya
tetap punya target. Waktu itu yang ada hanya tampil sebisa dan sebaik mungkin
dan menghindari agar tidak cedera. Karena saya kan memang abis cedera,”
ungkapnya.
Jadi, tambah Sutji, kalau kemarin hasilnya sangat
pas-pasan atau bahkan minim dia mengaku tidak terkejut, meskipun ibundanya hadir
juga saat itu dipenampilan final.
“Ya tidak terkejut. Saya sudah memprediksi ini pasti
tidak maksimal. Untungnya, mbak Tri bisa tampil luar biasa dan meraih tiga
medali emas. Maka secara prestasi cabor tidak berubah. Dan itu menurut saya
tahunnya mbak Tri juga. Tidak dipungkiri bahwa penampilan mbak Tri amazing,” tambahnya.
Senam Ritmik, lanjut Sutji, memang seperti menjadi darah
kehidupannya selama ini. Dia mengakui berjam-jam setiap hari waktunya habis di
lantai senam gedung senam Idola Pahoman Bandarlampung.
“Terus terang, bahwa selama ini saya terus berfikir keras
tentang bagaimana hidup saya ke depan. Terima kasih kepada pelatih, pengurus
Persani Lampung selama ini saya bisa melakukan apa yang bisa saya lakukan
semaksimal mungkin dan dengan segala keterbatasan saya sebagai manusia biasa,”
kata Sutji via selulernya dari Bali.
Makin ke sini, tambah Sutji, dirinya semakin mengerti bagaimana para pengurus Persani Pusat terutama, yang menurutnya memiliki keputusan-keputusan yang diluar ekspektasi dirinya.
“Jujur saja, sebagai atlet yang berprestasi di PON,
semestinya mendapat perhatian secara nasional, dan akan menjadi pilihan untuk
mewakili negeri ini dalam kejuaraan yang lebih tinggi, semua atlet pasti
membayangkan hal itu,” kata Sutji.
Dia beralasan sangat kuat karena pindah ke Indonesia
ekspektasinya adalah membela negara ini, bukan sekadar membela daerahnya saja.
Ada beberapa kekecewaan sebenarnya yang selalu membayangi
Suci sejak lama, namun dia hanya menyampaikan: “ada banyak hal,”. Meskipun
tidak membukanya secara gamblang.
“Ini tentu rasa pribadi saya. Untung ada mbak Yuli dan
teman-teman yang sehari-hari berlatih bersama. Mbak Yuli sabar sekali, dan
memiliki ketrampilan yang baik, buktinya bisa membimbing kami selama ini.”
Tambahnya.
Jalan Hidup
Namun putri sulung pasangan campuran Indonesia-AS, Andi
dan Christina itu memilih banting stir ke bidang lain yang sebelumnya memang
sudah diproyeksikan, yakni di dunia acting.
“Saya sudah pikirkan masak-masak, termasuk saya sudah
konsultasi dengan orang tua soal ini. Mereka menyerahkan sepenuhnya kepada saya
untuk memilih jalan hidup saya, termasuk profesi apa yang akan diambil. Karena
saya sudah beranjak dewasa.” Katanya kepada mediasenior.id
beberapa waktu lalu.
Sutji yang kini menetap di Bali, sejak usainya PON XXI
Medan-Aceh itu memang sudah menyelesaikan satu judul film layar lebar yakni 23
detik, yang disutradarai oleh Piter Taslim dan Ronaldo Samsara produksi Dewa
Film Production.
Film ini bergenre Sports/Action/Family Drama dengan
lokasi syuting Jakarta dan Bangkok Thailand. “Jadi usai PON XXI di Medan –Aceh
kemarin, saya sudah langsung tancap gas mempersiapkan diri di film ini, mulai
dari less akting dan sebagainya. Karena di sini saya berperan sebagai Sutji
pesenam Ritmik dan menjadi kekasih pemeran utama dalam hal ini diperankan oleh aktor
laga Pangeran Lantang.” Kata Sutji.
Sutji mengaku mendapatkan suasana baru yang benar-benar berbeda jauh dari
pengalaman selama ini, karena kali ini tanggungjawabnya adalah berakting untuk
memenuhi tuntutan skenario.
“Beda serratus delapan puluh derajat. Belum terbayangkan
sebelumnya, meskipun melelahkan dan menguras pikiran dan tenaga, tapi
mengasyikkan. Dan kini proses syuting sudah selesai, karena memang sesungguhnya
masa syuting itu sejak Desember hingga Februari 2025. Tunggu yaa nanti nonton
di Bioskop yaa,” ajak Sutji.
Selain Pangeran Lantang, Sutji juga beradu akting dengan
Jenny Zhang, Cornelio Sunny, Cecep Arif Rahman, serta pemeran lainnya.
Selamat dengan dunia yang baru yaa Sutji… semoga sukses.
(don)
Berikan Komentar