PON Beladiri II, Iven Alternatif Tidak Dibiayai Sepenuhnya Oleh KONI

PON Beladiri II, Iven Alternatif Tidak Dibiayai Sepenuhnya Oleh KONI

Mediasenior|Bandarlampung|Sport|06062025

---- Pekan Olahraga Nasional (PON) Beladiri II yang dijadwalkan berlangsung di Kudus Jawa Tengah pada bula Oktober 2025, masih menyisakan tanda tanya dari para pengurus cabang-cabang olahraga yang dicantumkan dalam surat edaran KONI Pusat No. 477/BPP/VI/2025 tertanggal 4 Juni 2025 yang ditanda tangani oleh Sekjen KONI Pusat, TB Lukman Djajadikusuma.

Ada 10 cabang olahraga Beladiri yang akan digelar di Kudus yakni Gulat, Jiu Jitsu, Judo, Karate, Pencak Silat, Sambo, Kempo, Taekwondo dan Tarung Derajat.

Surat yang beredar kali ini memang mengejutkan, dan dipandang sebagai sebuah rencana yang sangat mendadak dan harus disikapi segera.

Cabor Bingung

Dari Cabang olahraga Pencak Silat, Sekretaris IPSI Lampung, Riagus Ria, mengatakan memang sudah pernah mendengar tentang wacana ini, namun belum sampai pada informasi yang valid selama ini.

“Kalau di IPSI memang kami sudah dengar ada wacana soal PON Beladiri ini, namun yang kemudian kami bicarakan diintern IPSI, bahwa status iven ini apa. Apakah termasuk dalam rangkaian PON utama atau tidak. Lalu pembiayaannya seprti apa. Dan apakah nanti di PON Utama kami masih diikutsertakan atau tidak,” tuturnya.

Riagus mengatakan jika ini memang terjadi, bagi IPSI antara dua yakni tantangan dan peluang. Dianggap sebagai tantangan karena ini akan menjadi pembuktian pada pola pembinaan IPSI selama ini. Dan jika dianggap peluang maka ini akan menjadi arena untuk menurunkan Pesilat terbaik IPSI lampung selama ini.

“Beruntung kami menjalankan pembinaan yang berjenjang dan kontinyu, jadi untuk persoalan atlet, hampir dibilang tidak ada problem. Namun mengenai biaya yang masih dipertanyakan. Karena ini persoalan seluruh provinsi. Yang belum jelas adalah status iven ini seperti apa, kami harus konfirmasi dulu ke PP IPSI,” tutur Agus.

Sementara Heliandri, ketua Pengprov Taekwondo Indonesia (TI) Provinsi Lampung hampir senada dengan IPSI, karena persoalan persiapan atlet dan beberapa hal lain.

“Terus terang kami malah baru tahu ini, kalau mau ada PON Beladiri II dari KONI Pusat. Kami harus konsultasi dulu ke PB juga, karena kejelasan statusnya. Untuk menghadapi iven sebesar itu, kami harus mengadakan seleksi dulu, kemudian TC atlet yang lolos dan seterusnya. Ini memakan waktu dan biaya.” Katanya.

Padahal, lanjut Heliandri, PON Beladiri diadakan pada Oktober 2025, sehingga sangat mepet dan tidak memberikan waktu yang cukup bagi peserta untuk bersiap dan mempersiapkan atlet yang kualified.

Dari cabang olahraga Tarung Drajat, Berry Salatar, mengatakan bahwa selama ini baru terdengar wacananya saja terkait PON Beladiri II ini. “Kalau melihat dasar dari surat ini adalah rakernas tahun 2022, namun setelah itu tidak pernah ada pemberitahuan lebih lanjut. Yang jelas kalau kami akan cukup sulit dengan waktu yang mendadak seperti ini, tetapi saya akn coba konsultasi dengan PB Kodrat dulu,” ujarnya via selulernya Jumat 6 Juni 2025.

Sedangkan Indra dari Forki Lampung, mengaku tidak terkejut dengan surat edaran ini karena sebelumnya sempat berkonsultasi dengan Budi Dharmawan Plt Ketum KONI Lampung terkait hal itu.

“Ya saya pernah tanyakan ini ke KONI terkait biaya. Waktu itu disampaikan bahwa KONI Lampung tidak bisa membantu keseluruhan biaya untuk PON Beladiri II ini. Dan nanti akan dibantu setiap cabor itu berbeda-beda besarannya. Namun kita masih tanda tanya sebenarnya status iven ini bagaimana,” ungkapnya.

Meskipun menurut Budi Darmawan di KONI sudah ada dana pembinaan yang masuk ke rekening KONI Lampung, namun disinyalir tidak akan cukup untuk membiayai tim masing-masing cabor.

“Kalau judulnya PON seharusnya kan dibiayai KONI, tetapi kalau tiak yang repot di cabor. Kecuali kalau ivennya Kejurnas atau seleksi PON atau seperti apa yang jelas bukan PON, mungkin bisa jadi dibantu ala kadarnya,” ungkap Indra.

Namun dia juga akan melakukan komunikasi dengan PP FORKI terlebih dahulu untuk kepastian PON Beladiri ini.

Terpisah, Ketua Umum Pengprov Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PJSI), Sukamso, mengatakan bahwa di cabor Judo, tidak ada kalender iven tahun 2025 yang berjudul PON Beladiri, namun ini juga harus disikapi dan dikonfirmasi ke PB PJSI lebih dulu.

“Kalau di kalender iven kami tidak ada. Tetapi saya akan konsultasikan dulu ke PB. Tahun ini kami hanya ada tiga kegiatan yakni bulan Juli dan Kejuaraan Nasional Pelajar, September ada POPNas, dan Piala Kasad pada bulan Oktober, selain itu tidak ada,” tambahnya.

Tidak Dibiayai KONI

Berdasarkan informasi terbaru, Pekan Olahraga Nasional (PON) Beladiri akan diselenggarakan pada tahun 2025 di Kudus, Jawa Tengah. Venue yang akan digunakan adalah fasilitas olahraga milik Djarum, seperti GOR Djarum Kaliputu, GOR Jati, dan Supersoccer Arena.

Tujuan utama dari PON Beladiri ini adalah untuk memberikan kompetisi nasional bagi atlet-atlet dari cabang olahraga non-Olimpiade, karena PON utama selanjutnya (PON XXII/2028 di NTT-NTB) akan lebih fokus pada cabang olahraga Olimpiade.

Penyelenggaraan PON Beladiri ini merupakan inisiatif dari KONI Pusat yang berkolaborasi dengan pihak swasta (PT Djarum), sehingga tidak ada dana pemerintah yang digunakan untuk even ini.

KONI Pusat dan pihak terkait sedang gencar melakukan persiapan, termasuk rapat koordinasi dengan pimpinan cabang olahraga dan peninjauan venue.

Sementara Wakil ketua II Bidang Pembinaan Prestasi, KONI Provinsi Lampung Candra Kurniawan mengatakan bahwa sebenarnya informasi ini sudah kembali dikemukakan pada rapat kerja KONI di Batam, Riau akhir 2024.

“Kami juga sudah sampaikan informasi ini ke cabor pada saat rapat koordinasi awal tahun 2025. Namun karena ini sifatnya baru wacana, maka KONI Lampung tidak berani mengajukan atau menganggarkan iven ini karena belum pasti. PON Beladiri ini lanjutan dari Indonesia Martial Art Games (IMAG) Oktober 2023,” kata Candra.

Namun, lanjut Candra, kami dari KONI Lampung masih menunggu kepastiannya, karena untuk PON XXII 2028 di NTB-NTT saja cabang olahraganya belum bisa dipastikan. Karena ada 40 cabang olahraga yang dijadwalkan dipertandingkan di PON itu khusus cabang olahraga olimpik.

“Penjelasan KONI Pusat saat itu, PON Beladiri itu dimaksudkan agar cabang-cabang olahraga beladiri lebih banyak iven nasional, mungkin. Nantinya kan ada wacana lagi selain PON Beladiri, PON Olahraga Pantai dan olahraga Indoor,” tambahnya.

Terkait anggaran, Candra menginformasikan bahwa berdasarkan ploting dana yang saat ini disetuji Pemprov Lampung dinilai cukup untuk mengcover bantuan untuk cabor beladiri meskipun tidak sepenuhnya.

“Ya itu tadi, karena memang ini bukan PON utama, maka tidak dibiayai sepenuhnya oleh KONI. Hitungannya, masih cukup ada dana untuk membantu cabor, karena saat ini masih tersedia antara Rp7 miliar, dan tahap kedua nanti masih ada yang belum dicairkan. Semoga ini mencukupi. Dan ini pasti akan menjadi kewenangan pengurus KONI ke depan,” ungkapnya.

Menurut Candra, dari 10 cabor yang didaftar pada PON Beladiri II itu, ada beberapa cabang yang masuk di olimpiade yakni Judo, Gulat dan Taekwondo. Sementara karate masuk cabor DBON.

 (don)

Berikan Komentar