Mediasenior|Bandarlampung|sport|18032025
--- Kemelut cabang olahraga yang meminta Mosi tidak
percaya terhadap Ketua Umum KONI Provinsi Lampung mendapat perhatian serius tokoh
Karang Taruna provinsi Lampung, Fauzy Asryad
Temenggung, atau yang biasa dipanggil Fauzi AT.
Mantan anggota DPRD provinsi Lampung itu menyarankan agar
KONI provinsi Lampung berani diaudit dari eksternal, tidak hanya dari internal.
“Ini untuk membuktikan bahwa mereka kredibel dalam
mengelola keuangan organisasi. Jangan nanti jadi fitnah. Saran saya cobalah
diaudit saja dari eksternal, dan nantinya kan akan diaudit dari BPK. Kalau
semua clear dan terang benderang kan
lebih enak,” saran mantan pengurus IPSI Lampung tahun 90-an.
Terkait aspirasi cabor tersebut, Fauzi menilai hal yang
biasa dalam berorganisasi dan dinamika yang berlangsung di tengah masyarakat
olahraga.
“Justru dengan begitu, diharapkan pengurus itu sadar bahwa anggotanya mengontrol. Harusnya mereka bersyukur ada yang berani melakukan kritik agar tidak terlalu dalam kesalahan organisasi. Jangan malah ditekan dan dimusuhi. Kalian itu kan mitra, KONI dan cabor. Jalin komunikasi dua arah, jangan satu arah,” tambahnya.
Jangan Sembrono
Fauzi mengatakan bahwa dalam mengelola sebuah organisasi
termasuk organisasi olahraga, seperti Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI)
misalnya, harus serius dan kerja ikhlas.
“Janganlah kelola organisasi dengan sembrono. Karena ini
kan amanat masyarakat olahraga, dan disupport pendanaan dari pemerintah yang
nota bene adalah uang dari rakyat. Jadi semua harus dijalankan sesuai pada relnya,
AD-ART nya.” Kata Fauzi, melalui selulernya kepada media ini Selasa pagi, 18
Maret 2025.
Penulis novel “Hantu yang Terkunci” ini menyarankan
pengurus KONI harus mampu bersinergi dengan cabang olahraga, karena keduanya sebenarnya
tidak bisa dipisahkan satu sama lain.
“Kalau tidak salah, anggaran KONI yang diajukan ke
pemerintah provinsi adalah untuk cabang olahraga kan? Jadi KONI sebagai
pengelola anggaran harus memberikan dan menyalurkan anggaran kepada cabor
sesuai dengan aturan yang sudah jelas. Kan intinya itu anggaran untuk cabor?”
ungkapnya.
Makanya, lanjut Fauzi, jangan sembrono dalam mengelola
organisasi, agar tidak menimbulkan keraguan dari anggotanya. “Mungkin selama
ini komunikasi tidak berjalan lancar, dan ada keraguan. Maka timbul mosi
seperti itu,” pungkasnya. (tim)
Berikan Komentar